KIAT MENDIDIK ANAK SHALIH – KETELADANAN YANG BAIK

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

Diantara pilar yang paling besar pengaruhnya dalam pendidikan anak, orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Jika ia memerintahkan kepada kebaikan maka dialah orang yang bersegera melaksanakannya dan jika ia melarang dari kejelekan maka dialah orang yang paling menjauhinya. Karena itu, jangan sampai lisannya berada di suatu lembah dan kelakuannya di lembah lainnya. Yang hal itu memunculkan pada diri anak-anak kontradiksi, perbedaan dan kegoncangan besar yang menjadikan mereka tidak memperdulikan nasehat dan pendidikan dari orang tuanya. Dan hendaknya ia selalu menghadirkan firman Allah tentang celaan-Nya terhadap Bani Israil :

{أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ}

“Apakah kalian memerintahkan manusia kepada kebaikan dan kalian melupakan diri kalian sedangkan kalian membaca Al-Kitab? Tidakkah kalian memahami ?”. (QS Al Baqarah : 44)

Dan perkataan Nabi Syuaib ‘alaihissalam kepada kaumnya :

{وَما أُرِيدُ أَنْ أُخالِفَكُمْ إِلى مَا أَنْهاكُمْ عَنْهُ}

“Tidaklah aku ingin menyelisihi kalian dalam perkara yang aku larang kalian darinya”. ([ QS Hud : 88])

Dan firman Allah :

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ}

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kalian mengatakan apa yang kalian tidak lakukan?! Sangat besar kemarahan Allah, kalian berkata apa yang kalian tidak amalkan”. (QS Shaf : 2)

Dan para ulama telah menyebutkan bahwa contoh perbuatan lebih mengena untuk diikuti dari pada hanya sekedar perkataan.
Inilah beberapa poin yang sederhana dari pilar-pilar pendidikan anak yang akan membantu dalam mendidik anak dalam mengajarkan mereka adab dan sopan santun. Dan hendaknnya seorang muslim mengetahui bahwa dengan memperhatikan pilar-pilar ini dan mempraktekannya maka dialah orang yang pertama kali memetik buah pendidikan ini dalam kehidupannya di dunia dan setelah meninggal dunia.

Adapun dalam kehidupan dunia, maka anaknya akan menjadi anak shalih yang berbakti kepadanya, memelihara hak-haknya dan menjauhi durhaka kepadanya, karena Islam yang ia mendidiknya di tasnya memerintahkan dan menganjurkan hal tersebut. Adapun setelah meninggal dunia, maka anaknya akan bersungguh-sungguh mendoakan kebaikan baginya. Nabi bersabda,

«إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ»

“Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara : sedekah jariyah, ilmu yang bermafaat, dan anak shalih yang mendoakan kebaikan untuknya” (HR muslim : 1631)

Demikianlah. Dan yang wajib diperhatikan bahwa masalah ini, yaitu masalah pendidikan anak adalah masalah besar dan agung, wajib bagi setiap orang tua untuk memberikan perhatian serius karena kebanyakan kerusakan anak sebabnya adalah kelalaian orang tua dan ketidak peduliannya. Al’Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

فَمَنْ أَهْمَلَ تَعْلِيْمَ وَلَدِهِ مَا يَنْفَعُهُ وَتَرَكَهُ سُدَى فَقَدْ أَسَاءَ إِلَيْهِ غَايَةَ الْإِسَاءَةِ وَأَكْثَرُ الْأَوْلَاد إِنَّمَا جَاءَ فَسَادُهُمْ مِنْ قِبَلِ الْآبَاءِ وَإِهْمَالِهِمْ لَهُمُ وَتَرْكِ تَعْلِيْمِهِمْ فَرَائِضَ الدِّيْنِ وَسُنَنِهِ

“Barangsiapa yang melalaikan pendidikan anaknya apa yang bermanfaat baginya dan membiarkannya begitu saja, maka ia telah berbuat buruk dengan seburuk-buruknya. Dan kebanyakan kerusakan anak datang dari orangtuanya dan kelalaian mereka dalam mendidiknya dan meninggalkan pendidikan mereka perkara-perkara agama yang wajib dan yang sunnah” (Tuhfatul Maudud : 229)

Dan disini ada masalah yang penting yang sepatutnya dihadirkan oleh orang tua, yaitu perhatiannya terhadap faktor-faktor ini dan pilar-pilar yang besar dalam pendidikan anak-anaknya, harus pula diiringi dengan menyerahkan urusan kepada Allah dengan bertawakkal kepada-Nya semata dalam perbaikan anak-anaknya dan menjaga mereka dengan apa yang Allah menjaga hamba-hambaNya yang shalih. Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata,

فَلَا أَظُنُّ أَنَّ أَحَداً اتَّقَى اللهَ فِيْ أَوْلَادِهِ وَسَلَكَ سَبِيْلَ الشَّرِيْعَةِ فِيْ تَوْجِيْهِهِمْ إِلَّا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَهْدِيْ أَوْلَادَهُ.

“Aku tidak mengira ada seseorang yang bertakwa kepada Allah pada anak-anaknya dan menempuhnya jalan syariat dalam memberi pengarahan kepada mereka melainkan Allah akan memberikan petunjuk kepada anak-anaknya”. (Fatwa Nurun ‘Alad Dharb 2/24)

Kita meminta kepada Allah agar menolong kita semua dalam pendidikan anak-anak kita dan mengarahkan mereka kepada jalan yang benar, dan agar Allah memperbaiki mereka dan melindungi mereka dari berbagai fitnah yang nampak dan yang tersembunyi, dan menjadikan mereka yang memberikan dan mendapatkan petunjuk, bukan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula orang-orang yang sesat. Sesungguhnya Dia Maha mendengar dan Maha mengabulkan. Wa shallallahu ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *