KIAT MENDIDIK ANAK SHALIH – NASIHAT DAN PENGARAHAN

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

Dan termasuk pilar terbesar dalam pendidikan anak adalah terus menerus dalam memberikan nasehat dan pengarahan, apalagi dalam perkara-perkara penting, dan akhlaq yang mulia. Dimulai dengan mengajarkan aqidah, kewajiban-kewajiban islam dan rukun-rukunnya, dan semua perintah syariat. Demikian juga melarang dan memperingatkannya. Dimulai dari dosa-dosa besar dan seluruh yang dilarang syariat. Dan ini adalah perkara-perkara wajib yang seharusnya mendapat bagian besar dari nasehat dan pengarahan. Dan setelah itu dilanjutkan pada selainnya dari perkara-perkara yang dapat memperbaiki keadaan anak-anak di dunia berupa makanan dan pakaian dan yang selainnya. Dan diantara wasiat yang sangat mengena bermanfaat lagi lurus, apa yang telah Allah sebutkan dalam kitab-Nya dari Lukman al-Hakim ketika ia memberikan wejangan kepada anaknya dalam surat Lukman. Dimana ia memulai dengan tauhid dan yang kedua tentang berbakti kepada kedua orang tua. Dan setelahnya beliau mengingatkannya dengan kekuasaan Allah atas makhluk-Nya. Dan didalamnya juga terdapat isyarat pentingnya senantiasa merasa diawasi Allah dalam setiap perbuatan. Kemudian beliau memotivasi anaknya untuk menegakkan shalat yang itu merupakan sebesar-besar amalan anggota badan. Dan beliau menutup wasiatnya dengan mengingatkan sejumlah akhlak yang mulia dan perkara-perkara yang agung.

Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman :

{وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (13)

Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi nasihat : “Hai anakku janganlah engkau menyekutukan Allah. Sesungguhnya menyekutukan Allah adalah kedzaliman yang besar.”

{وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ} (14)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

{وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} (15)

Dan jika keduanya memaksamu menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak memiliki ilmunya, maka janganlah kalian mentaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik. Dan ikutilah jalan orang yang berserah diri kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah engkau dikembalikan, lalu aku kabarkan apa yang telah engkau amalkan.

{يَابُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ } (16)

(Luqman berkata) : “Hai anakku, sesungguhnya jika ada seberat biji sawi, dan berada di dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan Maha mengetahui.

{يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ} (17)

Hai anakku, dirikanlah shalat dan perintahkanlah kepada kebaikan dan cegalah dari kemungkaran dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

{وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ} (18)

Dan janganlah kamu palingkan wajahmu dari manusia (karena keangkuhan) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri.

{وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ} (19)

Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
Para Nabi dan orang-orang yang shalih pun telah menempuh jalan ini sebagaimana yang telah lalu dari wasiat yang sebelumnya. Dan Allah telah menyebutkannya dari Nabi-Nya Ibrahim dan Ya’qub ‘alaihimas salam.

{وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَابَنِيَّ إِنَّ اللهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (132)

Dan Nabi Ibrahim mewasiatkan ucapan tersebut kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub : “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagi kalian, maka janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Islam.” (QS Al baqarah : 133)

{أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ} (133)

Apakah kalian hadir ketika Ya’qub kedatangan tanda-tanda kematian, ketika Ia berkata kepada anak-anaknya, “Apakah yang kalian sembah setelahku?” Mereka menjawab, “Kami menyembah Tuhanmu dan Tuhannya bapak-bapakmu, Ibrahim, Isma’il dan Ishaq Tuhan yang satu dan kepada-Nyalah kami berserah diri”.

Dan Allah Rabbul ‘Alamin telah memuji Nabi-Nya Isma’il karena ia memerintahkan keluarganya untuk shalat dan zakat. Allah berfirman :

{وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ}

“Ia (Nabi Isma’il) memerintahkan keluarganya untuk shalat dan zakat”. (QS Maryam : 55)

Dan Allah memerintahkan Nabi-Nya Muhammad untuk menjaga menunaikan shalat wajib dan memerintahkan pula keluarganya untuk menjaganya dan melaksanakannya sebagaimana firman Allah :

{وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْها}

“Dan perintahkanlah keluargamu untuk shalat dan bersabar atasnya”. (QS Thaha : 132)

Dan termasuk pula dalam mengarahkan anak dan menasehatinya : orang tua menjauhkan anaknya dari setiap potensi yang dapat merusak akhlak dan agamanya; seperti : mendengar musik, chanel-chanel telivisi yang berbahaya, dan alat-alat yang diharamkan. Begitu juga orang tua berhati-hati untuk jalan-jalan bersama anak-anaknya ke tempat-tempat hiburan yang diharamkan.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *