SERBA SERBI GERHANA

Oleh : Abu Ghozie As Sundawie
_________________

Sehubungan dengan adanya prakiraan terjadinya gerhana matahari ataupun bulan, maka dibawah ini poin-poin penting tentang hukum yang berkaitan dengan GERHANA :

[1] Gerhana Matahari ( Khusufusy Syams ) adalah hilangnya cahaya matahari sebagian atau total pada waktu siang.

Adapun gerhana bulan ( Khusuful Qamar ) adalah hilangnya cahaya bulan sebagian atau total pada waktu malam.

๐Ÿ–๏ธ Para ulama ahli fikih membedakan istilah untuk gerhana, dimana mereka mengistilahkan k u s u f untuk gerhana matahari sementara untuk gerhana bulan mereka menamakannya dengan
k h u s u f.

๐Ÿ”– Namun sebagian ulama tidak membedakan antara istilah kusuf dengan khusuf , dimana boleh menamakan gerhana matahari dengan khusufus syams juga menamakan gerhana bulan dengan kusuful Qomar.
(Lihat Fathul Bari, Ibnu hajar 2/535)

[2] Ditinjau dari fenomena gejala alam:

๐ŸŒ— Gerhana matahari disebabkan karena posisi bulan berada ditengah-tengah antara matahari dan pandangan kita.

๐ŸŒ” Adapun gerhana bulan disebabkan posisi bumi yang berada diantara bulan dan matahari.
( Miftah Daris Saโ€™adah, Ibnu Qoyyim 4/99).

[3] Hikmah syarโ€™iyah terjadinya gerhana adalah untuk menakut-nakuti para hamba agar :

โฉ Mereka sadar dan ingat akan negeri akhirat
โฉ Agar mereka ingat hari kiamat
โฉ Agar mereka ingat surga dan neraka, yang pada akhirnya agar para hamba kembali ke jalan Allah.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda;

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู‚ูŽู…ูŽุฑูŽ ุขูŠูŽุชูŽุงู†ู ู…ูู†ู’ ุขูŠูŽุงุชู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูŠูุฎูŽูˆู‘ููู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจูู‡ูู…ูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽู‡ู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ูŽุง ู„ูŽุง ูŠูŽู†ู’ูƒูŽุณูููŽุงู†ู ู„ูู…ูŽูˆู’ุชู ุฃูŽุญูŽุฏู ู…ูู†ู’ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ููŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูู…ู’ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ููŽุตูŽู„ู‘ููˆู’ุง ูˆูŽุงุฏู’ุนููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠููƒู’ุดูŽููŽ ู…ูŽุง ุจููƒูู…ู’

โ€Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda (kekuasaan) Allah.

Allah menggunakan keduanya untuk menakut-nakuti hamba-hamba-Nya.

Dan sesungguhnya keduanya tidak mengalami gerhana karena meninggalnya seorang manusia.

โš ๏ธ Jika kalian melihat sesuatu (gerhana) darinya, maka shalatlah dan berdoalah kepada Allah, hingga apa yang ada pada kalian dihilangkan.โ€
(HR Muslim : 2153)

Syaikh Abdul โ€˜Aziz Ibnu Baz โ€“rahimahullah- berkata :

ูˆู…ุง ูŠู‚ุน ู…ู† ุฎุณูˆู ูˆูƒุณูˆู ููŠ ุงู„ุดู…ุณ ูˆุงู„ู‚ู…ุฑ ูˆู†ุญูˆ ุฐู„ูƒ ู…ู…ุง ูŠุจุชู„ูŠ ุงู„ู„ู‡ ุจู‡ ุนุจุงุฏู‡ ู‡ูˆ ุชุฎูˆูŠู ู…ู†ู‡ ุณุจุญุงู†ู‡ ูˆุชุนุงู„ู‰ ูˆุชุญุฐูŠุฑ ู„ุนุจุงุฏู‡ ู…ู† ุงู„ุชู…ุงุฏูŠ ููŠ ุงู„ุทุบูŠุงู†ุŒ ูˆุญุซ ู„ู‡ู… ุนู„ู‰ ุงู„ุฑุฌูˆุน ูˆุงู„ุฅู†ุงุจุฉ ุฅู„ูŠู‡

โ€œKejadian gerhana bulan atau matahari, atau fenomena yang semisalnya, merupakan ujian Allah untuk hamba-hambaNya. Yaitu untuk menimbulkan rasa takut kepada Allah subhanahu wa taโ€™ala, dan peringatan kepada mereka dari berlarut-larut dalam kemaksiatan.

Dan supaya mendorong mereka untuk kembali ke jalan Allahโ€
(Majmuโ€™ Fatawa Ibnu Baz, 9/157).

[4] Ketika terjadi gerhana disyariatkan Shalat Gerhana

Hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama namun hukumnya ada perbedaan pendapat dikalangan para ulama.

๐Ÿ“ Sebagian mereka mengatakan hukumnya adalah Sunnah Muakkadahย bagi setiap muslim dan muslimah, yang mukim (menetap) maupun di perjalanan, inilah pendapatnya mayoritas para ulama.

๐Ÿ“ Sebagian lagi mengatakan wajibย seperti imam Abu hanifah rahimahullah.
(Fathul Bari 2/527).

[5] Tidak melakukan shalat gerhana kecuali bila gerhananya terlihat.

Maka hukum asal disyariโ€™atkan nya shalat gerhana itu karena sebab m e l i h a t gerhana bukan karena sebab dengar berita di internet, atau di koran atau lihat berita di TV.

Dalilnya adalah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณูŽ ูˆูŽุงู„ู‚ูŽู…ูŽุฑูŽ ู„ุงูŽ ูŠูŽู†ู’ูƒูŽุณูููŽุงู†ู ู„ูู…ูŽูˆู’ุชู ุฃูŽุญูŽุฏูุŒ ููŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูู…ููˆู‡ูู…ูŽุงุŒ ููŽุตูŽู„ู‘ููˆุงุŒ ูˆูŽุงุฏู’ุนููˆุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠููƒู’ุดูŽููŽ ู…ูŽุง ุจููƒูู…ู’

โ€œSesungguhnya matahari dan bulan itu tidak gerhana karena matinya seseorang , maka apabila kalian melihat keduanya gerhana shalatlah, berdoโ€™alah sehingga terangโ€
(HR Bukhari : 1040)

โ˜Ž๏ธ Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah ditanya tentang gerhana yang bisa dilihat oleh alat khusus bukan oleh mata telanjang biasa apakah juga harus shalat ?

๐Ÿ“ฉ Maka beliau menjawab ;

ู„ุงูŠุฌูˆุฒ ุฃู† ูŠุตู„ูŠ ุงุนุชู…ุงุฏุงู‹ ุนู„ู‰ ู…ุง ูŠู†ุดุฑ ููŠ ุงู„ุฌุฑุงุฆุฏุŒ ุฃูˆ ูŠุฐูƒุฑ ุจุนุถ ุงู„ูู„ูƒูŠูŠู†ุŒ ุฅุฐุง ูƒุงู†ุช ุงู„ุณู…ุงุก ุบูŠู…ุงู‹ ูˆู„ู… ูŠุฑ ุงู„ูƒุณูˆูุ› ู„ุฃู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุนู„ู‚ ุงู„ุญูƒู… ุจุงู„ุฑุคูŠุฉุŒ ูู‚ุงู„ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… : (ูุฅุฐุง ุฑุฃูŠุชู…ูˆู‡ู…ุง ูุงูุฒุนูˆุง ุฅู„ู‰ ุงู„ุตู„ุงุฉ) ุŒูˆู…ู† ุงู„ุฌุงุฆุฒ ุฃู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠุฎููŠ ู‡ุฐุง ุงู„ูƒุณูˆู ุนู† ู‚ูˆู… ุฏูˆู† ุขุฎุฑูŠู† ู„ุญูƒู…ุฉ ูŠุฑูŠุฏู‡ุง

Tidak boleh shalat gerhana hanya semata-mata berpegang kepada apa yang tersebar dari berita koran atau apa yang diberitakan oleh para ahli Falak (semacam Badan Meteorologi) ketika langit mendung dan tidak nampak gerhana.

Karena Nabi shalallahu alaihi wasallam mengaitkan hukum shalat gerhana itu dengan Ruโ€™yah yaitu melihat,

Beliau bersabda, โ€œmaka apabila kalian melihat keduanya gerhana, segeralah shalat.

Bisa saja Allah tidak menampakan gerhana kepada sebagian kaum sebagimana menampakannya kepada kaum yang lain karena sebab hikmah yang dikehendaki-Nyaโ€
(Majmuโ€™ Al-Fatawa 16/309)

[6] ๐Ÿ”– Waktu Shalat Gerhana dimulai sejak awal gerhana sampai gerhana tersebut selesai.

๐Ÿ”– Dan bersyarat jika gerhana tersebut terlihat disaksikan oleh mata, bukan semata-mata praduga.

[7] โบ๏ธ Gerhana matahari berakhir waktunya, dengan salah satu dari dua hal berikut :

(a) Matahari sudah tersingkap seluruhnya,
(b) Atau dengan tenggelamnya matahari.

โบ๏ธ Adapun gerhana bulan, waktu berakhirnya dengan salah satu dari dua hal berikut :

(a) Bulan sudah tersingkap seluruhnya
(b) Atau terbitnya matahari, atau hilangnya (tenggelamnya) bulan

[8] Tidak perlu mengqadhaโ€™ Shalat Gerhana, jika gerhana telah selesai, karena waktunya telah berakhir.

[9] Tempat pelaksanaan Shalat gerhana afdhalnya di masjid namun boleh di rumah.

Tetapi yang lebih utama adalah dilakukan di masjid.

Sebagaimana hadits dari โ€™Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata;

ุฎูŽุณูŽููŽุชู ุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณู ูููŠู’ ุญูŽูŠูŽุงุฉู ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ููŽุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ููŽู‚ูŽุงู…ูŽ ูˆูŽูƒูŽุจู‘ูŽุฑูŽ ูˆูŽุตูŽููŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ูˆูŽุฑูŽุงุกูŽู‡ู

โ€Terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shalallahu alihi wasallam. Beliau pergi ke masjid, lalu berdiri dan bertakbir (untuk shalat), dan orang-orang pun berbaris dibelakang beliau.โ€

Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-โ€™Asqalani -rahimahullah- ;

โ€Telah shahih bahwa yang disunnahkan dalam Shalat Gerhana ialah dikerjakan di masjid.

Seandainya tidak disunnahkan demikian, tentunya shalat di tanah lapang itu lebih baik, karena dapat melihat berakhirnya gerhana.
Wallahu aโ€™lam.โ€

[10] Tata Cara Shalat Gerhana adalah sebagai berikut :

Pertama :

Dilakukan dengan dua rakaโ€™at dan pada tiap rakaโ€™at terdapat dua kali rukuโ€™ dan dua kali sujud.

Hal ini sebagaimana hadits dari โ€™Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata;

ุฎูŽุณูŽููŽุชู ุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณู ูููŠู’ ุญูŽูŠูŽุงุฉู ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ููŽุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ููŽู‚ูŽุงู…ูŽ ูˆูŽูƒูŽุจู‘ูŽุฑูŽ ูˆูŽุตูŽููŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ูˆูŽุฑูŽุงุกูŽู‡ู ููŽุงู‚ู’ุชูŽุฑูŽุฃูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูุฑูŽุงุกูŽุฉู‹ ุทูŽูˆููŠู’ู„ูŽุฉู‹ ุซูู…ู‘ูŽ ูƒูŽุจู‘ูŽุฑูŽ ููŽุฑูŽูƒูŽุนูŽ ุฑููƒู’ูˆู’ุนู‹ุง ุทูŽูˆููŠู’ู„ู‹ุง ุซูู…ู‘ูŽ ุฑูŽููŽุนูŽ ุฑูŽุฃู’ุณูŽู‡ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽู…ูุนูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูู…ูŽู†ู’ ุญูŽู…ูุฏูŽู‡ู ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ูˆูŽู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ุซูู…ู‘ูŽ ู‚ูŽุงู…ูŽ ููŽุงู‚ู’ุชูŽุฑูŽุฃูŽ ู‚ูุฑูŽุงุกูŽุฉู‹ ุทูŽูˆููŠู’ู„ูŽุฉู‹ ู‡ููŠูŽ ุฃูŽุฏู’ู†ูŽู‰ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู‚ูุฑูŽุงุกูŽุฉู ุงู„ู’ุฃููˆู’ู„ูŽู‰ ุซูู…ู‘ูŽ ูƒูŽุจู‘ูŽุฑูŽ ููŽุฑูŽูƒูŽุนูŽ ุฑููƒููˆู’ุนู‹ุง ุทูŽูˆููŠู’ู„ู‹ุง ู‡ููˆูŽ ุฃูŽุฏู’ู†ูŽู‰ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฑู‘ููƒููˆู’ุนู ุงู„ู’ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ู ุซูู…ู‘ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽู…ูุนูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูู…ูŽู†ู’ ุญูŽู…ูุฏูŽู‡ู ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ูˆูŽู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ุซูู…ู‘ูŽ ุณูŽุฌูŽุฏูŽ ุซูู…ู‘ูŽ ููŽุนูŽู„ูŽ ูููŠ ุงู„ุฑู‘ูŽูƒู’ุนูŽุฉู ุงู„ู’ุฃูุฎู’ุฑูŽู‰ ู…ูุซู’ู„ูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ

โ€Terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Beliau pergi ke masjid, lalu berdiri dan bertakbir (untuk shalat), dan orang-orang pun berbaris dibelakang beliau.

ใ€‹ Rasulullah shalallahu alaihi wasallam membaca dengan bacaan yang panjang.

ใ€‹ Lalu bertakbir dan melakukan rukuโ€™ dengan panjang.

ใ€‹ Kemudian beliau mengangkat kepalanya (iโ€™tidal) sambil mengucapkan, โ€Samiallahu liman hamidah, Rabbana walakal hamdu.โ€

ใ€‹ Lalu beliau bangkit dan membaca bacaan yang panjang, hampir sepanjang bacaan pertama.

ใ€‹ Kemudian beliau bertakbir lalu melakukan rukuโ€™ panjang hampir sepanjang rukuโ€™ yang pertama.

ใ€‹ Lalu beliau mengucapkan, โ€Samiallahu liman hamidah, Rabbana walakal hamdu,โ€

ใ€‹ Kemudian beliau bersujud.

Beliau melakukan pada rakaโ€™at kedua seperti (pada rakaโ€™at pertama) tersebut.โ€
(HR Muslim : 101)

Kedua :

Imam disunnahkan untuk menyampaikan khutbah setelah Shalat Gerhana.

Khutbah Shalat gerhana seperti Khutbah โ€™Ied, dengan satu kali khutbah.

Ini adalah pendapat Madzhab Asy-Syafiโ€™i, Ishaq, dan mayoritas ahli hadits.

Khutbah dilakukan dalam rangka menasihati dan mengingatkan para jamaโ€™ah, juga untuk memotivasi mereka untuk melakukan amal shalih.

Karena demikianlah yang dilakukan oleh Nabi shalallahu alaihi wasallam.

Sebagaimana hadits dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata;

ููŽุฎูŽุทูŽุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ููŽุญูŽู…ูุฏูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽุฃูŽุซู’ู†ูŽู‰ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุซูู…ู‘ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ : ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู‚ูŽู…ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ ุขูŠูŽุงุชู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ูŽุง ู„ูŽุง ูŠูŽู†ู’ุฎูŽุณูููŽุงู†ู ู„ูู…ูŽูˆู’ุชู ุฃูŽุญูŽุฏู ูˆูŽู„ูŽุง ู„ูุญูŽูŠูŽุงุชูู‡ู ููŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูู…ููˆู’ู‡ูู…ูŽุง ููŽูƒูŽุจู‘ูุฑููˆู’ุง ูˆูŽุงุฏู’ุนููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽุตูŽู„ู‘ููˆู’ุง ูˆูŽุชูŽุตูŽุฏู‘ูŽู‚ููˆู’ุง ูŠูŽุง ุฃูู…ู‘ูŽุฉูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุฅูู†ู‘ูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูŽุญูŽุฏู ุฃูŽุบู’ูŠูŽุฑูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฒู’ู†ููŠูŽ ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ุฃูŽูˆู’ ุชูŽุฒู’ู†ููŠูŽ ุฃูŽู…ูŽุชูู‡ู ูŠูŽุง ุฃูู…ู‘ูŽุฉูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽูˆู’ ุชูŽุนู’ู„ูŽู…ููˆู’ู†ูŽ ู…ูŽุง ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู ู„ูŽุจูŽูƒูŽูŠู’ุชูู…ู’ ูƒูŽุซููŠู’ุฑู‹ุง ูˆูŽู„ูŽุถูŽุญููƒู’ุชูู…ู’ ู‚ูŽู„ููŠู’ู„ู‹ุง ุฃูŽู„ูŽุง ู‡ูŽู„ู’ ุจูŽู„ู‘ูŽุบู’ุชู

โ€Beliau menyampaikan khutbah kepada manusia dengan memuji Allah dan menyanjung-Nya. Lalu beliau bersabda, โ€Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan tanda-tanda (kekuasaan) Allah. Sesungguhnya keduanya tidak mengalami gerhana, karena meninggalnya seseorang atau hidupnya seseorang. Apabila kalian melihat kedua (terjadi gerhana), maka bertakbirlah, berdoalah kepada Allah, (lakukanlah) Shalat (Gerhana), dan bersedekahlah. Wahai umat Muhammad, tidak ada seorang pun yang lebih besar rasa cemburunya daripada (cemburunya) Allah jika hamba-Nya yang laki-laki berzina atau hamba-Nya yang wanita berzina. Wahai umat Muhammad, demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa. Ingatlah, bukankah telah aku sampaikan?โ€
(HR Ahmad : 25213)

[11] Apabila gerhana sudah hilang sementara seorang masih melakukan shalat, maka ia harus menyempurnakannya secara singkat.

[12] Apabila setelah selesai shalat, ternyata gerhana belum juga hilang, maka dianjurkan untuk memberbanyak doa, membaca takbir, dan bersedekah, hingga gerhana selesai.

Hal ini sebagaimana hadits dari Abu Masโ€™ud Al-Anshari -radhiyallahu anhu- ia berkata, Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda;

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู‚ูŽู…ูŽุฑูŽ ุขูŠูŽุชูŽุงู†ู ู…ูู†ู’ ุขูŠูŽุงุชู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูŠูุฎูŽูˆู‘ููู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจูู‡ูู…ูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽู‡ู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ูŽุง ู„ูŽุง ูŠูŽู†ู’ูƒูŽุณูููŽุงู†ู ู„ูู…ูŽูˆู’ุชู ุฃูŽุญูŽุฏู ู…ูู†ู’ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ููŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูู…ู’ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ููŽุตูŽู„ู‘ููˆู’ุง ูˆูŽุงุฏู’ุนููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠููƒู’ุดูŽููŽ ู…ูŽุง ุจููƒูู…ู’

โ€Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda (kekuasaan) Allah. Allah menggunakan keduanya untuk menakut-nakuti hamba-hamba-Nya. Dan sesungguhnya keduanya tidak mengalami gerhana karena meninggalnya seorang manusia. Jika kalian melihat sesuatu (gerhana) darinya, maka shalatlah dan berdoalah kepada Allah, hingga apa yang ada pada kalian dihilangkan.โ€
(HR Muslim : 2153)

[13] Shalat gerhana boleh dikerjakan di semua waktu hingga pada waktu-waktu yang terlarang shalat.

Ini adalah madzhab Imam Asy-Syafiโ€™i -rahimahullah- .

Syaikh โ€™Abdul โ€™Aziz bin โ€™Abdullah bin Baz -rahimahullah- berkata ;

โ€Yang benar kedua shalat (yaitu; Shalat Tahiyyatul Masjid dan Shalat Gerhana) itu boleh (dilakukan), bahkan disyariโ€™atkan, karena Shalat Gerhana dan Tahiyatul Masjid termasuk shalat yang mempunyai penyebab, disyariatkan pada waktu-waktu terlarang, setelah shalat Ashar dan setelah Shubuh. Sebagaimana waktu-waktu lainnya.โ€

[14] Para wanita juga disyariโ€™atkan untuk mengikuti Shalat Gerhana dimasjid, selama tidak dikhawatirkan akan timbul fitnah.

Jika dikhawatirkan timbul fitnah, maka hendaknya para wanita shalat di rumah mereka masing-masing.

Imam Bukhari -rahimahullah- dalam Kitab Shahihnya membuat satu bab berjudul;

ุจูŽุงุจู ุตูŽู„ูŽุงุฉู ุงู„ู†ู‘ูุณูŽุงุกู ู…ูŽุนูŽ ุงู„ุฑู‘ูุฌูŽุงู„ู ูููŠ ุงู„ู’ูƒูุณููˆู’ูู

โ€œBab : Shalatnya wanita (berjamaโ€™ah) bersama (kaum) laki-laki ketika (terjadi) gerhana.โ€

[15] Tidak disyariatkan mengumandangkan adzan ataupun iqamat pada shalat gerhana.

Tetapi menggunakan panggilan khusus yaitu, โ€Ash-Shalatu Jamiโ€™ahโ€ (Mari berkumpul untuk shalat).

Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari โ€™Abdullah bin โ€™Amru bin Al-โ€™Ash -radhiyallahu anhu- ia berkata;

ู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุงูู†ู’ูƒูŽุณูŽููŽุชู ุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณู ุนูŽู„ูŽู‰ ุนูŽู‡ู’ุฏู ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู†ููˆู’ุฏููŠ ุจูุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ุฌูŽุงู…ูุนูŽุฉูŒ

โ€Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam diserukan (kepada kaum muslimin) โ€Ash-Shalatu Jamiโ€™ah.โ€

[16] Disunnahkan mengulang-ulang panggilan โ€Ash-Shalatu Jamiโ€™ahโ€ beberapa kali jika diperlukan.

Syaikh โ€™Abdul โ€™Aziz bin โ€™Abdullah bin Baz -rahimahullah- berkata ;

โ€Telah tetap dari Nabi shalallahu alaihi wasallam bahwasanya beliau menyuruh untuk memanggil orang untuk Shalat Gerhana dengan ucapan, โ€Ash-Shalatu Jamiโ€™ahโ€ (mari berkumpul untuk shalat).

Dan sunnahnya orang yang memanggil itu mengulang-ulangi ucapan tersebut hingga ia yakin bahwa panggilan tersebut telah didengar oleh orang lain.

Dan tidak ada batasan tertentu pada pengulangannya, sepanjang pengetahuan kami.โ€

[17] Bacaan imam ketika Shalat Gerhana adalah dengan dikeraskan.

Hal ini sebagaimana hadits dari โ€™Aisyah -radhiyallahu anha- ia berkata;

ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฌูŽู‡ูŽุฑูŽ ูููŠู’ ุตูŽู„ูŽุงุฉู ุงู„ู’ุฎูุณููˆู’ูู ุจูู‚ูุฑูŽุงุกูŽุชูู‡ู ููŽุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŽ ุฑูŽูƒูŽุนูŽุงุชู ูููŠู’ ุฑูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŽ ุณูŽุฌูŽุฏูŽุงุชู.

โ€œBahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam mengeraskan bacaannya dalam shalat gerhana, beliau shalat empat kali rukuโ€™ dalam dua rakaat dan empat kali sujud.โ€
(HR Bukhari : 1065)

[18] Tata cara Shalat Gerhana bulan sama seperti Shalat Gerhana matahari.

Karena Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menyamakan antara gerhana matahari dan gerhana bulan.

Sebagaiamana hadits yang diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha ia berkata Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda ;

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู‚ูŽู…ูŽุฑูŽ ุขูŠูŽุชูŽุงู†ู ู…ูู†ู’ ุขูŠูŽุงุชู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽุง ูŠูŽู†ู’ุฎูŽุณูููŽุงู†ู ู„ูู…ูŽูˆู’ุชู ุฃูŽุญูŽุฏู ูˆูŽู„ูŽุง ู„ูุญูŽูŠูŽุงุชูู‡ู, ููŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูู…ู’ ุฐูŽู„ููƒูŽ ููŽุงุฏู’ุนููˆู’ุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽูƒูŽุจู‘ูุฑููˆู’ุง ูˆูŽุตูŽู„ู‘ููˆุง ูˆูŽุชูŽุตูŽุฏู‘ูŽู‚ููˆู’ุง

โ€œSesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda (kekuasaan) Allah.

Keduanya tidak terjadi gerhana karena meninggal dan hidupnya seseorang.

Jika kalian melihat keduanya, maka berdoโ€™alah kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah, dan bersedekahlah.โ€
(HR Bukhari : 1044)

Ibnul Mundzir rahimahullah berkata,

โ€Tata cara shalat gerhana bulan tidaklah jauh berbeda dengan shalat gerhana matahari.โ€

[19] Batasan mendapatkan satu rakaโ€™at dalam Shalat Gerhana (bagi makmum masbuq) ada khilaf dikalangan para ulama namun pendapat yang kuat adalah rukuโ€™ yang pertama pada tiap-tiap rakaโ€™at.

Jika seorang yang mendapatkan rukuโ€™ kedua pada rakaโ€™at pertama, berarti ia tidak dianggap mendapatkan satu rakaโ€™at. Sehingga apabila imam telah mengucapkan salam diharuskan baginya untuk menambah satu rakaโ€™at dengan dua rukuโ€™.

Pendapat inilah yang di kuatkan oleh Lajnah Daaimah dewan fatwa Ulama Saudi Arabiya ketika ditanya tentang masalah ini mereka menjawab ;

ุงู„ุตุญูŠุญ ุฃู† ู…ู† ูุงุชู‡ ุงู„ุฑูƒูˆุน ุงู„ุฃูˆู„ ู…ู† ุตู„ุงุฉ ุงู„ูƒุณูˆู ู„ุงูŠุนุชุฏ ุจู‡ุฐู‡ ุงู„ุฑูƒุนุฉุŒ ูˆุนู„ูŠู‡ ุฃู† ูŠู‚ุถูŠ ู…ูƒุงู†ู‡ุง ุฑูƒุนุฉ ุฃุฎุฑู‰ ุจุฑูƒูˆุนูŠู†ุ› ู„ุฃู† ุตู„ุงุฉ ุงู„ูƒุณูˆู ุนุจุงุฏุฉุŒ ูˆุงู„ุนุจุงุฏุงุช ุชูˆู‚ูŠููŠุฉุŒ ููŠู‚ุชุตุฑ ููŠู‡ุง ุนู„ู‰ ู…ุง ุซุจุช ู…ู† ูƒูŠููŠุชู‡ุง ููŠ ุงู„ุฃุญุงุฏูŠุซ ุงู„ุตุญูŠุญุฉ.

โ€œyang benar adalah bahwasanya orang yang terluput rukuโ€™ pertama dari shalat gerhana tidaklah dihitung mendapat satu rakaat shalat, maka baginya wajib untuk menggantinya satu rakaat lagi dengan dua rukuโ€™ karena shalat gerhana adalah bentuk ibadah sementara ibadah sifatnya Tauqifiyah (berdasarkan dalil) maka hendaknya ia melakukan sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh hadits-hadits yang shahihโ€
( Fatwa Lajnah Ad-daaimah 8/323)

Demikian juga syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan :

ู‡ู„ ุชุฏุฑูƒ ุงู„ุฑูƒุนุฉ ุจุงู„ุฑูƒูˆุน ุงู„ุซุงู†ูŠุŸ ุงู„ุฌูˆุงุจ: ู„ุงุชุฏุฑูƒ ุจู‡ ุงู„ุฑูƒุนุฉุŒ ูˆุฅู†ู…ุง ุชุฏุฑูƒ ุงู„ุฑูƒุนุฉ ุจุงู„ุฑูƒูˆุน ุงู„ุฃูˆู„ุŒ ูุนู„ู‰ ู‡ุฐุง ู„ูˆ ุฏุฎู„ ู…ุณุจูˆู‚ ู…ุน ุงู„ุฅูู…ุงู… ุจุนุฏ ุฃู† ุฑูุน ุฑุฃุณู‡ ู…ู† ุงู„ุฑูƒูˆุน ุงู„ุฃูˆู„ ูุฅู† ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฑูƒุนุฉ ุชุนุชุจุฑ ู‚ุฏ ูุงุชุชู‡ ููŠู‚ุถูŠู‡ุง.

โ˜Ž๏ธ โ€œApakah dianggap mendapatkan satu rokaโ€™at bagi yang mendapati rukuโ€™ ke dua ?

๐Ÿ“จ Jawabnya adalah tidak mendapatkannya, akan tetapi yang dianggap mendapatkan satu rokaโ€™at itu apabila mendapatkan rukuโ€™ pertama Imam oleh karena ini apabila makmum masuk shalat setelah Imam mengangkat kepalanya dari rukuโ€™ yang pertama, maka sesungguhnya rakaโ€™at yang ini dianggap luput sehingga ia harus menyempurnakan yang terluput tadiโ€
( syarah Al-Mumtiโ€™ 5/260).

[20] Berdasarkan hadits-hadits tentang gerhana, dapat disimpulkan ada tujuh perkara sebagai tuntunan Islam ketika terjadi gerhana diantaranya :

โŠ™ Shalat gerhana
โŠ™ Berdoa khususnya berlindung dari adzab kubur
โŠ™ Beristighfar,
โŠ™ Bertakbir,
โŠ™ Berdzikir,
โŠ™ Bershadaqah,
โŠ™ Memerdekakan budak.
(HR. Bukhari no. 1040, 1044, 1059, 2519, dan Muslim no. 901, 912, 914).

Demikian semoga bermanfaat.

Wallahu aโ€™lam.
__________________๐ŸŒ™โ˜€

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *