Oleh : Abu Ghozie As-Sundawie
SOAL :
Bismillah. Assalamu’alaikum. Ustadz apakah kita harus berteman di MEDSOS seperti facebook, WhatsApp dll juga dengan orang baik-baik ? Jazakallahu khairan
Pertanyaan dari Dadang di Majalengka.
JAWAB :
Barokallahu fikum… Betul di Dunia maya pun kita wajib bergaul dengan orang baik-baik karena perintah memilih teman akrab itu adalah umum baik dalam pergaulan sehari-hari (dunia nyata) atau dalam pergaulan dunia maya.
Bahkan di dunia maya harus lebih hati-hati lagi karena pergaulannya tanpa batas bisa lebih berbahaya lagi daripada pergaulan dunia nyata. Berapa banyak orang menjadi rusak akhlak dan pemahaman agamanya karena sebab dia berteman di dunia maya dengan orang-orang yang sesat.
Carilah teman yang banyak memberikan manfaat ilmu, semakin mendekatkan diri kita kepada Allah, berteman lah dengan yang sopan tutur katanya, bukan dengan yang kotor suka caci maki, putuskan pertemanan dengan yang suka posting perkara buruk, jorok, atau ada unsur pelecehannya baik kepada sesama muslim apalgi kepada para ulama, karena kita berteman dengan orang seperti itu adalah sama saja kita telah menceburkan diri ke jurang kebinasaan.
Bangunlah pertemanan walaupun di Medsos stsu dunia maya diatas taqwa dan karena Allah, karena semua pertemanan akan jadi musuh pada hari kiamat nanti kecuali pertemanan yang dibangun diatas dasar taqwa karena Allah.
Allah Ta’ala berfirman :
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
“Teman-teman akrab pada hari itu (hari kiamat) sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”. (QS Az Zukhruf : 67).
Imam Ibnu Jama’ah rahimahullah berkata :
ينبغي لطالب العلم أن لا يخالط إلا من يفيده أو يستفيد منه فإن تعرض لصحبة من يضيع عمره معه ولا يفيده ولا يستفيد منه ولا يعينه على ما هو بصدده فليتلطف في قطع عشرته من أول الأمر قبل تمكنها فإن الأمور إذا تمكنت عسرت إزالتها، فإن احتاج إلى أن يصحبه فليكن صاحبًا صالحًا دينًا تقيًا ورعًا ذكيًا كثير الخير قليل الشر حسن المداراة قليل المماراة إن نسي ذكره وإن ذكر أعانه وإن احتاج واساه وإن ضجر صبره.
“Selayaknya para penuntut ilmu tidak berteman akrab kecuali dengan orang yang memberinya manfa’at atau mengambil darinya manfa’at. Jika ia sengaja bergaul dengan orang yang akan menyia-nyiakan waktu hidupnya, tidak memberinya manfa’at atau tidak mengambil darinya manfa’at, dan tidak membantunya untuk mendapatkan apa yang dicarinya, maka hendaklah ia dengan lemah lembut memutuskan pergaulannya sejak awal sebelum terlalu akrab. Karena urusan apapun kalau sudah melekat sulit melepaskannya. Jika ia membutuhkan teman, maka hendaklah yang shaleh, taat beragama, bertaqwa, wara’, cerdas, banyak kebaikannya dan sedikit keburukannya, baik dalam berdiskusi dan sedikit berdebat. ketika lupa ia mengingatkan ketika ingat ia membantunya, ketika butuh ia menyantuninya, dan ketika mengeluh ia menyabarkannya”. (Tadzkiratus Saami’I wal Mutakallim, Ibnu Jama’ah , 212).