Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie
Diantara penghancur pahala ibadah puasa adalah berdusta, dan dusta yang paling besar dosanya adalah berdusta terhadap Allah dan Rasul-Nya berupa mengada-ada dalam masalah agama, mengatakan halal haram dalam masalah agama tanpa ilmu, termasuk menyebarkan hadits yang tidak ia ketahui keabsahannya, bahkan dengan sengaja menyebarkan hadits palsu karena menganggap isi dan kandungannya baik.
Saudaraku, marilah kita memperhatikan ayat-ayat dan hadits-hadits shahih dibawah ini sebagai bahan renungan kita agar hati hati dan waspada tidak mudah memposting atau menshare artikel yang terkait masalah agama khususnya yang menyangkut riwayat riwayat yang disandarkan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sementara kita tidak tahu apakah artikel tersebut shahih atau tidak, ada rujukannya atau tidak yang bisa di pertanggung jawabkan dihadapan Allah kelak .
Allah Ta’ala berfirman :
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى الله كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الظَّالِمُون
Dan siapakah yang lebih dzalim dari orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang dzalim itu tidak mendapat keberuntungan. (QS Al An’am : 21)
Allah Ta’ala juga berfirman :
وَلاَ تَقُولُواْ لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَـذَا حَلاَلٌ وَهَـذَا حَرَامٌ لِّتَفْتَرُواْ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ لاَ يُفْلِحُونَ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lisanmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (QS An Nahl : 116)
Dalam ayat lain disebutkan :
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُواْ بِاللّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَاناً وَأَن تَقُولُواْ عَلَى اللّهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, Allah mengharamkan mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al A’raf : 33)
Dari Al Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ، مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Sesungguhnya berdusta atas namaku itu berbeda dengan berdusta kepada seseorang, maka barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka bersiaplah tempat duduknya di neraka” (HR Bukhari : 1291, Muslim : 4).
Diantara bentuk dusta atas nama Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam adalah menyampaikan hadits yang tidak di ketahui shahih tidaknya, sehingga bisa jadi terjerumus kepada menyampaikan sesuatu yang tidak Nabi shalallahu alaihi wasallam katakan.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
مَنْ حَدَّثَ عَنِّي بِحَدِيثٍ يَرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ
“Barang siapa yang menyampaikan satu hadits dariku lalu ia tahu kalau hadits itu dusta maka ia termasuk salah satu dari para pendusta” (HR Muslim, Syarah Muslim An Nawawi 1/62).
Secara umum seorang muslim haram untuk berdusta kepada siapapun, akan tetapi berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya lebih besar lagi dosanya, lebih lebih dilakukan ketkika sedang berpuasa di bulan Ramadhan, maka lebih berlipat lagi dosanya, karena akan berpengaruh kepada nilai puasanya.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
Berlaku jujurlah kalian, karena sesungguhnya kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan hindarilah dusta, karena sesungguhnya kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah. (HR Muslim : 2607).
Semoga kita diberi kemampuan menjaga kualitas ibadah puasa kita. Wallahu waliyyut Taufiq.