Oleh : Abu Ghozie As Sundawie
Diantara perkara yang wajib di imani oleh setiap Muslim adalah hendaknya beriman dengan rukun iman yang enam dan salah satunya adalah beriman kepada para Rasul Allah Subhanahu wata’ala.
Tidak akan sempurna iman seorang hamba kecuali dengan beriman kepadanya.
Diantara salah satu bentuk beriman kepada para Rasul Allah adalah beriman kepada Nabi ‘Isa ‘Alaihis Salam dengan cara yang benar, meyakini bahwa nabi ‘Isa adalah hamba dan utusan Allah dengan membawa kitab Injil sebagai petunjuk untuk kaum Bani Israil.
Di dalam mensikapi Nabi ‘Isa ‘Alaihis Salam manusia terbagi kepada kelompok yang ekstrim dalam mengagungkan sampai pada taraf penyembahan, inilah kalangan orang orang Nasrani, dan sebaliknya ada kelompok yang ekstrim dalam merendahkan serta mengingkari kenabiannya sehingga menganggap Nabi ‘Isa ‘alaihis salam sebagai anak zina, itulah sikap dari kalangan orang orang Yahudi, Wal’iyadzu billah.
(lihat Syarah Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah, Ibnu ‘Utsaimin 2/63).
Adapun kaum Muslimin mereka semuanya mengimani kenabian dan kerasulan Nabi ‘Isa alaihis salam secara global, akan tetapi ada diantara mereka yang salah didalam mengimaninya secara terperinci, seperti Kaum Ahmadiyyah misalnya walaupun aqidah mereka adalah aqidah yang kufur karena meyakini kenabian Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi, akan tetapi mereka menyandarkannya kepada Islam sehingga mereka termasuk firqah didalam islam yang menyimpang.
Diantara penyimpangannya adalah menyatakan akan kematian Nabi ‘isa alaihis salam dan tidak diangkat ke langit.
Maka ini adalah aqidah yang bathil menyelisihi dalil-dalil baik dari Al Qur’an ataupun dari As Sunnah yang shahih.
PRINSIP AHLIS SUNNAH DALAM MENGIMANI NABI ‘ISA alaihis salam.
Sikap yang adil dalam mengimani Nabi ‘Isa alaihis salam adalah sebagaimana yang ditempuh oleh Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Prinsip mereka terbangun di atas pondasi yang kokoh karena mereka selalu berpegang dengan dalil-dalil yang shahih dari Al Qur’an dan As Sunnah dengan pemahaman Salafus Shalih.
Adapun prinsip Ahlus Sunnah dalam menetapkan keimanan terhadap Nabi ‘Isa alaihis salam adalah sebagai berikut :
[1] Meyakini bahwasanya ‘Isa bin Maryam alaihis salam adalah Hamba Allah dan Rasul Nya , hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Allah Ta’ala didalam Al Qur’an demikian pula oleh Nabi-Nya shalallahu alaihi wasallam didalam Sunnahnya.
Allah Ta’ala berfirman :
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لاَ تَغْلُواْ فِي دِينِكُمْ وَلاَ تَقُولُواْ عَلَى اللّهِ إِلاَّ الْحَقِّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِّنْهُ فَآمِنُواْ بِاللّهِ وَرُسُلِهِ وَلاَ تَقُولُواْ ثَلاَثَةٌ انتَهُواْ خَيْراً لَّكُمْ إِنَّمَا اللّهُ إِلَـهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَن يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَات وَمَا فِي الأَرْضِ وَكَفَى بِاللّهِ وَكِيلاً
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih ‘Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara”.
(QS An Nissa : 171)
Dari ‘Ubadah bin As Shamit Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَالجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ الجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ العَمَلِ
“Barang siapa yang bersaksi tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah yang Esa tiada sekutu bagi-Nya, dan (bersaksi) bahwasannya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, serta (bersaksi) bahwasannya ‘Isa adalah hamba dan utusan-Nya, kalimat Nya yang diberikan kepada maryam, serta ruh dari-Nya, dan (bersaksi) bahwasannya surga itu adalah haq (benar), neraka juga haq (benar) maka ia akan dimasukan ke dalam surga atas apa yang telah ia lakukan dari amalan”.
(HR Bukhari : 3435, Muslim : 28)
Yang dimaksud dengan kalimat-Nya adalah kalimat “Kun” artinya “jadilah” demikian juga dengan Ruh dari-Nya adalah ruh yang diciptakan oleh Allah bukan berarti ‘Isa adalah ruh Allah, dan penyandarannya kepada Allah dalam kata Ruh-Nya adalah sebagai bentuk memuliakan hamba-Nya yaitu ‘Isa alaihis salam.
[2] Diciptakan oleh Allah dengan tanpa Ayah sebagaimana penciptaan Adam alaihis salam yang tanpa ayah dan Ibu, oleh karena itu Nabi ‘Isa alaihis salam disandarkan nasabnya kepada Ibundanya Maryam.
Allah ta’ala berfirman :
إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِندَ اللّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِن تُرَابٍ ثِمَّ قَالَ لَهُ كُن فَيَكُونُ
“Sesungguhnya misal (penciptaan) ‘Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia”.
(QS Ali Imran : 59)
[3] Meyakini bahwasanya ‘Isa adalah salah seorang diantara Rasul Ulul ‘Azmi.
Allah ta’ala berfirman :
وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنكَ وَمِن نُّوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَأَخَذْنَا مِنْهُم مِّيثَاقًا غَلِيظًا
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh”.
(QS Al Ahzab : 7)
Yang dimaksud dengan ulul ‘Azmi adalah Para Rasul yang telah teruji keteguhan dan kesabarannya dalam mendakwahkan agama Allah.
Mereka ada lima orang Rasul yaitu Nuh, Ibrahim, Musa, ‘Isa dan Muhammad alaihmus salam, sebagaimana dikatakan oleh Mujahid rahimahullah.
(Tafsir Al Qurthubi 16/220)
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma berkata :
ذَوُو الْحَزْمِ وَالصَّبْرِ
Ulul ‘Azmi artinya yang memiliki keteguhan dan kesabaran”
(tafsir Al Qurthubi 16/220)
[4] Meyakini bahwa Nabi ‘Isa alaihis salam adalah Hamba Allah Ta’ala dan tidak ada sama sekali hak Rububiyyah (ketuhanan) yang mampu menciptakan, mengatur dan menguasai Alam semesta tidak juga memiliki hak Uluhiyyah (yang disembah).
Allah Ta’ala berfirman :
إِنْ هُوَ إِلَّا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلاً لِّبَنِي إِسْرَائِيلَ
“Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani lsrail”.
(QS Az Zukhruf : 59)
[5] Sesungguhnya Allah Ta’ala telah memberikan kepadanya mu’jizat sebagai tanda kenabian dan kerasulannya, berupa kemampuan bisa menghidupkan orang mati atas izin Allah, ia memanggil orang mati lalu tiba-tiba orang mati tersebut bangun dari kuburnya, mampu menyembuhkan penyakit kusta, dan menyembuhkan orang yang sejak lahir buta menjadi bisa melihat atas izin Allah, serta dia diberi mu’jizat mampu berbicara pada saat usia buaian.
Dianatara mu’jizatnya juga adalah dia bisa membuat burung dari tanah lalu ditiupnya dan burung itupun hidup atas izin Allah Ta’ala.
(lihat Tafsir Ibnu katsir 3/223, Tafsir Al Baghawi 1/441)
Allah Ta’ala berfirman :
وَأُبْرِئُ الأكْمَهَ والأَبْرَصَ وَأُحْيِـي الْمَوْتَى بِإِذْنِ اللّهِ
Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak, dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah. (QS Ali Imran : 49)
Allah Ta’ala juga berfirman :
إِذْ قَالَ اللّهُ يَا عِيسى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِي عَلَيْكَ وَعَلَى وَالِدَتِكَ إِذْ أَيَّدتُّكَ بِرُوحِ الْقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلاً وَإِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالإِنجِيلَ وَإِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ بِإِذْنِي فَتَنفُخُ فِيهَا فَتَكُونُ طَيْراً بِإِذْنِي وَتُبْرِئُ الأَكْمَهَ وَالأَبْرَصَ بِإِذْنِي وَإِذْ تُخْرِجُ الْمَوتَى بِإِذْنِي وَإِذْ كَفَفْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَنكَ إِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِنْهُمْ إِنْ هَـذَا إِلاَّ سِحْرٌ مُّبِينٌ
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai ‘Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa. dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, Hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: “Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata”.
(QS Al Maidah : 110)
[6] Bahwasanya Dakwahnya Nabi ‘Isa alaihis salam mengajak kaumnya kepada Tauhid, agar mereka menyembah hanya kepada Allah semata serta tidak menyekutukan Nya, menyeru kepada Aqidah yang shahih dan akhlaq yang mulia.
Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ اللّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَـذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيمٌ
Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”.
(QS Ali Imran : 51)
[7] Nabi ‘Isa ‘alaihis salam memberikan kabar gembira kepada kaumnya akan datangnya kenabian Muhammad shalallahu alaihi wasaalam.
Allah ta’ala berfirman :
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّراً بِرَسُولٍ يَأْتِي مِن بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءهُم بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ
“Dan (ingatlah) ketika ‘Isa putra Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”.
(QS Shaff : 6)
[8] Tidak ada Nabi antara ‘Isa alaihis salam dengan Muhammad.
Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala :
وَمُبَشِّراً بِرَسُولٍ يَأْتِي مِن بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ
“Dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).
(QS Shaff : 6).
Perkataan setelahku menunjukan tidak ada Nabi setelah Nabi ‘Isa kecuali Nabi Muhammad shalallahu alihi wasallam
Dari Abu Hurairah , Bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda :
الْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ، أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ، وَأَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ، لِأَنَّهُ لَمْ يَكُنْ بَيْنِي وَبَيْنَهُ نَبِيٌّ، وَإِنَّهُ نَازِلٌ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ
Para Nabi itu saudara seayah, ibu-ibu mereka berbeda beda akan tetapi agama mereka satu. Sesungguhnya aku adalah orang yang paling berhak (dekat) kepada ‘Isa bin Maryam, karena tidak ada Nabi antara aku dan dia. Dan sesungguhnya dia akan turun jika kalian melihatnya maka kenalilah dia”
(HR Ahmad 2/406)
[9] Nabi ‘Isa alaihis salam tidak disalib, tidak pula dibunuh akan tetapi diangkat oleh Allah ta’ala ke Langit dengan ruh dan jasadnya dan sampai sekarang masih hidup.
Dalilnya adalah sebagaimana yang Allah ta’ala tegaskan didalam Al Qur’an :
إِذْ قَالَ اللّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ
“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku mewafatkan kamu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir”
(QS Ali Imran : 55)
Maksud pengangkatan dalam ayat diatas bukanlah kematian karena kalau diartikan kematian niscaya tidak ada bedanya dengan orang-orang beriman lainnya bahwa Allah mengambil ruh mereka lalu mengangkatnya ke langit sehingga tidak ada sesuatu yang khusus dalam pengangkatannya.
Demikian juga maksud Mutawaffika (mewafatkanmu) bukanlah kematian karena lafadz wafat dalam bahsa arab bisa bermakna tidur, seperti dalam Firman Allah :
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا
Allah mewafatkan (mematikan) jiwa ketika matinya dan mewafatkan (menidurkan) jiwa yang belum mati di waktu tidurnya.
(QS Az Zumar : 42)
Allah ta’ala juga berfirman :
وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُم بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُم بِالنَّهَارِ
Dan Dialah yang mewafatkan (menidurkan) kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari.
(QS Al An’am : 60)
Allah ta’ala juga berfirman :
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَـكِن شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُواْ فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا بَل رَّفَعَهُ اللّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
“Dan karena ucapan mereka : “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allah “, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat ‘Isa kepada-Nya . Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS An Nissa : 157-158)
[10] Nabi ‘Isa akan turun diakhir zaman dengan membawa syari’at Muhammad Shallallahu alaihi wasallam ia akan membunuh babi, menghancurkan salib, serta menghapuskan Jizyah (upeti), dan akan membinasakan dajjal, lalu mati di bumi dan kelak akan dibangkitkan sebagaimana anak adam yang lain.
Dalil-dalil tentang turunnya Nabi ‘Isa alaihis salam diakhir zaman adalah Al Qur’an dan Hadits hadits yang sangat banyak dan Mutawatir yang dalam hal ini tidak ada alasan bagi orang yang mengingkari akan turunnya Nabi ‘Isa alaihis salam dengan mengatakan hadits-hadits nya Ahad sehingga tidak bisa dijadikan hujjah.
Turunnya Nabi ‘Isa alaihis salam di akhir zaman akan di imani oleh orang-orang Ahlul Kitab yang ada pada waktu itu, sebagaiman di firmankan oleh Allah ta’ala :
وَإِن مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ
Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (‘Isa) sebelum kematiannya.
(QS An Nissa : 159)
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, Yang di maksud dengan sebelum kematianya adalah sebelum kematian Nabi ‘Isa (Tafsir At Thabari 6/18).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
وَلَا شَكَّ أَنَّ هَذَا الَّذِي قَالَهُ ابْنُ جَرِيرٍ، رَحِمَهُ اللَّهُ هُوَ الصَّحِيحُ لِأَنَّهُ الْمَقْصُودُ مِنْ سِيَاقِ الْآيِ فِي تَقْرِيرِ بُطْلَانِ مَا ادَّعَتْهُ الْيَهُودُ مِنْ قَتْلِ عِيسَى وَصَلْبِهِ، وَتَسْلِيمِ مَنْ سَلَّمَ لَهُمْ مِنَ النَّصَارَى الْجَهَلَةِ ذَلِكَ، فَأَخْبَرَ اللَّهُ أَنَّهُ لَمْ يَكُنِ الْأَمْرُ كَذَلِكَ، وَإِنَّمَا شُبِّهَ لَهُمْ فَقَتَلُوا الشَّبِيهَ وَهُمْ لَا يَتَبَيَّنُونَ ذَلِكَ، ثُمَّ إِنَّهُ رَفَعَهُ إِلَيْهِ، وَإِنَّهُ بَاقٍ حَيٌّ، وَإِنَّهُ سَيَنْزِلُ قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، كَمَا دَلَّتْ عَلَيْهِ الْأَحَادِيثُ الْمُتَوَاتِرَةُ
Tidak diragukan bahwa yang dikatakan oleh Ibnu Jarir ini adalah pendapat yang benar, karena pendapat itulah yang dimaksud dari beberapa redaksi ayat dalam menetapkan kebatilan semua pengakuan Yahudi bahwa ‘Isa itu dibunuh dan di salib, kemudian di serahkannya kabar ini kepada orang-orang Nasrani yang bodoh.
Maka Allah mengkabarkan bahwa masalahnya tidak demikian, yang ada hanyalah seseorang yang di serupakannya bagi mereka sehingga mereka membunuh orang yang serupa dengannya (‘Isa) sementara mereka tidak mencari kebenaran akan hal itu, selanjutnya beliau (‘Isa) diangkat kepada-Nya dan sungguh dia akan turun sebelum hari Kiamat sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits mutawatir menunjukan hal itu”.
(Tafsir Ibnu Katsir 2/415)
Dalil yang menunjukan akan turunnya Nabi “Isa alaihis salam adalah di angkatnya beliau yang berkonsekwensi akan turunnya karena tidak ada manusia yang kekal diatas langit.
Allah Ta’ala berfirman :
إِذْ قَالَ اللّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ
(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkan kamu dan mengangkat kamu kepada-Ku.(QS Ali Imran : 55)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah , Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمْ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلًا، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ، وَيَقْتُلَ الخِنْزِيرَ، وَيَضَعَ الجِزْيَةَ، وَيَفِيضَ المَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ، حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Demi Rabb yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh telah dekat turunnya Putra Maryam ditengah-tengah kalian sebagai hakim yang adil, dia akan mematahkan salib, membunuh babi, menghentikan peperangan, dan melimpahkan harta sehingga tidak seorangpun menerimanya, hingga satu kali sujud lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya”
(HR Bukhari : 3448, Muslim : 242)
Dari An-Nawwas bin Sam’an, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda;
فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ الْمَسِيْحَ بْنَ مَرْيَمَ فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ شَرْقِيَّ دِمَشْقَ بَيْنَ مَهْرُوْدَتَيْنِ وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ إِذَا طَأْطَأَ رَأْسَهُ قَطَرَ وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنْهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ فَلَا يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيْحَ نَفَسِهِ إِلَّا مَاتَ وَنَفَسَهُ يَنْتَهِيْ حَيْثُ يَنْتَهِيْ طَرْفُهُ فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابٍ لُدٍّ فَيَقْتُلَهُ ثُمَّ يَأْتِي عِيْسَى بْنِ مَرْيَمَ قَوْمٌ قَدْ عَصَمَهُمُ اللَّهُ مِنْهُ فَيَمْسَحُ عَنْ وُجُوْهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بِدَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ.
“Ketika (telah) demikian keadaan Dajjal, tiba-tiba Allah mengutus Isa bin Maryam yang akan turun pada menara putih di timur Damaskus, di antara dua sayap malaikat. Jika ia menundukkan kepalanya, (maka) turunlah (rambutnya). Dan jika ia mengangkatnya, (maka) mengalirlah (keringatnya) bagaikan butir mutiara. Maka tidak ada seorang kafir pun yang mendapatkan bau nafasnya, melainkan ia (akan) mati (seketika itu) dan nafasnya adalah sejauh pandangannya. Maka ia akan mencari Dajjal hingga di dapatkannya di pintu Ludd, maka Dajjal akan dibunuh (disana). Kemudian Nabi Isa pergi kepada kaum yang telah dipelihara Allah dari gangguan (Dajjal) dan mengusap wajah-wajah mereka serta menyebutkan kedudukan mereka di Surga”.
(HR. Muslim : 2937)
Pada masa Nabi Isa alaihis salam tersebarlah rasa aman dan keberkahan. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi bersabda;
فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلَى الْإِسْلَامِ فَيَدَقَ الصَّلِيْبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيْرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ وَيُهْلِكُ اللَّهُ فِيْ زَمَانِهِ الْمِلَلُ كُلُّهَا إِلَّا الْإِسْلَامُ وَيُهْلِكُ اللَّهُ الْمَسِيْحَ الدَّجَالَ (وَتَقَعُ الْأَمَنَةُ فِي الْأَرْضِ حَتَّى تَرْتَعَ الْأُسُوْدُ مَعَ الْإِبِلِ وَالنِّمَارِ مَعَ الْبَقَرِ وَالذِّئَابُ مَعَ الْغَنَمِ وَيَلْعَبُ الصِّبْيَانُ بِالْحَيَّاتِ لَا تَضُرُّهُمْ) فَيَمْكُثُ فِيْ الْأَرْضِ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى فَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُوْنَ
“(Nabi Isa) akan memerangi manusia untuk masuk ke dalam Islam. Ia akan menghancurkan salib dan membunuh babi-babi, dan menghapus jizyah (upeti). Allah akan menghancurkan seluruh agama pada masa tersebut, kecuali Islam.
Pada zamannya Allah akan menghancurkan Al-Masih Dajjal. Dan amanah pun terjaga di muka bumi hingga singa dapat hidup dengan unta, harimau dengan sapi, srigala dengan kambing dan anak-anak pun bermain dengan ular tanpa membahyakan mereka.
Ia akan hidup selama empat puluh tahun, kemudian ia meninggal dunia lalu orang muslim menshalatkannya”.
(HR. Ahmad dan Abu Dawud : 4286. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah : 2182)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
وَقَدْ تَوَاتَرَتِ الْأَحَادِيثُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنه أَخْبَرَ بِنُزُولِ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِمَامًا عَادِلًا وَحَكَمًا مُقْسِطًا.
“Telah diriwayatkan secara Mutawatir beberapa hadits dari Rasulullah Shallallahu akaihi wasallam bahwa beliau mengabarkan tentang turunnya Nabi ‘Isa sebelum hari Kiamat sebagai Imam dan Hakim yang adil.
(Tafsir Ibnu katsir 7/223), kemudian beliau menyebutkan lebih dari 18 hadits tentang turunnya ‘Isa.
Abu Thayyib Muhammad Syamsul Haq Al ‘Adzim Abadi berkata ;
تَوَاتَرَتِ الْأَخْبَارُ عَنِ النَّبِيِّ فِيْ نُزُوْلِ عِيْسَى بْنِ مَرْيَمَ مِنَ السَّمَاءِ بِجَسَدِهِ الْعُنْصُرِيِّ إِلَى الْأَرْضِ عِنْدَ قُرْبِ السَّاعَةِ وَهَذَا هُوَ مَذْهَبُ أَهْلِ السُّنَّةِ
“Telah diriwayatkan secara mutawatir berbagai kabar dari Nabi tentang turunnya ‘Isa bin Maryam dari langit dengan jasadnya ke bumi sebelum datangnya hari Kiamat, inilah madzhab Ahlus Sunnah”
(‘Aunul Ma’bud syarah Sunan Abu Dawud, 11/457)
[11] Sifat-sifat Nabi ‘Isa alaihis salam adalah sebagaimana yang di jelaskan di dalam hadits-hadits yang shahih diantaranya :
Beliau seorang laki-laki, perawakannya sedang, tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu pendek, berkulit merah dan berbulu, dadanya bidang, rambutnya lurus, seolah-olah dia baru keluar dari pemandian, beliau memiliki rambut yang melebihi daun telinga, di sisir rapi hingga memenuhi kedua pundaknya”
(Asyratus Sa’ah, Dr Yusuf Abdullah Al Wabil, hal. 337)
[12] Masa menetap Nabi ‘Isa di dunia setelah turun dan kewafatannya.
Beliau menetap di bumi setelah turunnya adalah tujuh tahun. Hal ini di dasarkan kepada riwayat :
فَيَبْعَثُ اللهُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ …ثُمَّ يَمْكُثُ النَّاسُ سَبْعَ سِنِينَ، لَيْسَ بَيْنَ اثْنَيْنِ عَدَاوَةٌ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ رِيحًا بَارِدَةً مِنْ قِبَلِ الشَّأْمِ، فَلَا يَبْقَى عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ أَحَدٌ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ أَوْ إِيمَانٍ إِلَّا قَبَضَتْهُ
“Lalu Allah mengutus ‘Isa bin Maryam, kemudian dia menetap bersama manusia (lainnya) selama 7 tahun, pada waktu itu tidak ada suatu permusuhan pun di antara dua orang, selanjutnya Allah mengutus angin dingin dari arah Syam, lalu tidak ada yang tersisa di muka bumi seorangpun yang di dalam hatinya terdapat kebaikan atau keimanan sebesar biji sawi melainkan akan di hembusnya dan mati karenanya”.
(HR Muslim : 116)
Adapun yang ada di dalam riwayat yang menyatakan bahwa Nabi ‘Isa hidup di bumi selama 40 tahun seperti didalam riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu
فَيَمْكُثُ أَرْبَعِينَ سَنَةً، ثُمَّ يُتَوَفَّى، وَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ
Lalu Nabi ‘Isa alaihis salam menetap di muka bumi selama 40 tahun kemudian wafat dan kaum muslimin menshalatkannya”
(HR Ahmad : 9270)
Kedua hadits diatas shahih dan sama sekali tidak bertentangan karena yang di maksud dengan 40 tahun itu adalah jumlah lama waktu keseluruhan hidup di bumi, ketika sebelum di angakat beliau hidup 33 tahun, maka menjadi genaplah dengan masa hidup setelah beliau diturunkan diakhir zaman selama 7 tahun menjadi 40 tahun.
(lihat kitab An Nihayah fil Fitan wal Malahim 1/146)
HIKMAH TURUNNYA NABI ISA DI AKHIR ZAMAN :
Turunnya Nabi ‘Isa di akhir Zaman memiliki hikmah yang sangat besar di antaranya :
[a] Membantah Yahudi yang mengklaim bahwa mereka telah membunuh ‘Isa.
[b] Nabi ‘Isa alaihis salam mendapati di dalam injil keutamaan umat Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasalam seperti di dalam firman Allah :
ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ
Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya. (QS Al Fath : 29).
Lalu Nabi ‘Isa alaihis salam berdoa kepada Allah agar termasuk dari mereka kemudian Allah mengabulkan doanya dan mengekalkannya hingga dia turun di akhir Zaman sebagai pembaharu agama Islam.
[c] Turunnya Nabi ‘Isa alaihis salam dari langit agar supaya dikuburkannya di bumi, karena tidak ada makhluk dari tanah di kubur diselainnya.
[d] Membongkar kebohongan Nasrani yang menjadikan Nabi ‘Isa alaihis salam sebagai Tuhan, akan menghancurkan Salib, membunuh babi, dan menghapus pajak (upeti).
[e] Beliau memiliki keistimewaan yang khusus karena jarak antara Nabi ‘Isa dengan Nabi Muhammad alaihimas shalatu wasalam sangat dekat dan tidak ada Nabi lain yang memisahkan antara beliau dengan Rasulullah.
(di sarikan dari Kitab Asyratus Saa’ah, Dr Yusuf Al Wabil 355-363)
Penutup :
Demikianlah diantara prinsip Ahlus Sunnah dalam mensikapi dan mengimani Nabi ‘Isa, mereka kokoh diatas hujjah dari dalil-dalil Al Qur’an dan As Sunnah serta kesepakatan Para Ulama Salaf sehingga terselamatkan dari kaum yang ekstrim dalam mengagungkan Nabi ‘Isa atau kaum yang sebaliknya merendahkan dan mengingkari kenabian dan kerasulannya.
Semoga kita sekalian ditetapkan diatas Aqidah yang benar dan pemahaman yang lurus.
___