Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie
Rasulullah ﷺ bersabda :
من صام رمضان وأتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر
“Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari bulan Syawal, seolah olah ia telah berpuasa setahun penuh.”
(H.R Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Salah satu faidah terpenting dari pelaksanaan puasa enam hari bulan Syawal ini adalah menutupi kekurangan puasa wajib pada bulan Ramadhan. Sebab puasa yang kita lakukan pada bulan Ramadhan pasti tidak terlepas dari kekurangan atau dosa yang dapat mengurangi keutamaannya. Pada hari kiamat nanti akan diambil pahala puasa sunnat tersebut untuk menutupi kekurangan puasa wajib.
Bagaimana dengan yang masih mempunyai hutang puasa Ramadhan?
Qadha dulu atau puasa Syawal dulu?
Sebaiknya puasa Qadha dulu barulah melakukan puasa enam hari bulan Syawal , karena puasa enam hari bulan Syawal terkait dengan kesempurnaan puasa Ramadhan, sebagaimana Sabda Nabi shalallahu ’alaihi wa sallam :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa bulan Ramadhan, KEMUDIAN diikuti dengan enam hari dari bulan Syawal, maka seperti puasa setahun.” (HR. Muslim, 1164)
Kata KEMUDIAN dalam hadits diatas adalah huruf athaf (kata sambung) yang menunjukkan berurutan dan langsung. Hal itu menunjukkan harus menyempurnakan puasa Ramadhan dahulu, baik yang bersifat langsung maupun Qadha. Kemudian setelah itu puasa enam Syawal. Agar teralisasikan pahala yang ada dalam hadits. Karena orang yang masih mempunyai tanggungan Ramadhan masih dikatakan ‘Puasa sebagian Ramadan’ bukan ‘Puasa seluruh Ramadhan’.
Semoga Allah mudahkan untuk melaksanakannya.