Keutamaan Do’a
Oleh Abu Ghozie As Sundawie
Bedoa merupakan ibadah yang paling mulia dan paling agung, dimana perintah berdoa banyak sekali disebutkan didalam Al Qur’an dan As Sunnah. Oleh karena itu hendaklah seorang Muslim memperbanyak doa dalam semua aktifitas kehidupannya dengan penuh ikhlash mengharap wajah Allah Azza wa Jalla dan mengikuti tuntunan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Allah Ta’ala berfirman :
{وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ}
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. [1]
Allah Ta’ala berfirman :
{وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ}
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. [2]
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
((الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ))، وَقَرَأَ : {وَقَالَ رَبُّكُمْ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ}
“Do’a itu adalah ibadah”, beliau membaca firman Allah Azza wa Jalla dan Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. [3]
Beliau Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga bersabda :
(إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا)
“Sesungguhnya Rabb kalian Maha pemalu dan dermawan, Dia malu Ketika hamba-Nya berdoa mengangkat kedua tangannya lalu Dia kembalikan dalam keadaan hampa (kosong)” [4]
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga bersabda :
(مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ، إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّه بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا، قَالُوا: إِذًا نُكْثِرُ؟، قَالَ : اللَّه أَكْثَرُ)
“Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah dengan doa yang tidak ada di dalamnya dosa dan memutuskan silaturahmi melainkan Allah akan berikan kepadanya salah satu dari yang tiga :
(1) Allah akan menyegerakan doanya (dikabulkan)
(2) atau Allah akan simpankan untuknya di akhirat
(3) atau Allah akan palingkan (jauhkan) darinya kejelekan yang semisal dari doanya. Para sahabat mengatakan : “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa”, Kata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam “Allah lebih banyak lagi (karunia Nya)” [5]
Adab berdo’a
Diantara Adab-adab dalam berdoa dan sebab-sebab dikabulkannya doa :
1. Ikhlas karena Allah
2. Hendaklah dia memulai dengan memuji Allah dan menyanjung-Nya kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dan menutup doa dengan Itu juga
3. Memillikl tekad yang kuat dalam berdoa dan yakin dikabulkannya doa tersebut.
4. Terus-menerus berdoa kepada Allah dan tidak terburu-buru (untuk minta dikabulkan).
5. Menghadirkan hati ketika berdoa.
6. Berdoa dalam keadaan senang (lapang) dan sempit (susah).
7. Tidaklah dia meminta kecuali hanya kepada Allah semata.
8. Tidak mendoakan kejelekan kepada keluarga, harta, anak dan diri sendiri.
9. Melirihkan suara ketika berdoa yaitu antara dilirihkan dan dikeraskan.
10. Mengakui dosa dan meminta ampunan kepada Allah, serta mengakui nikmat dan mensyukurinya.
11.Tidak memberatkan diri dalam bersajak ketika berdoa.
12.Tunduk (merendahkan diri), khusyuk serta memiliki harapan yang besar dan rasa takut (khawatir).
13. Mengembalikan barang yang didzalimi serta bertaubat kepada Allah.
14. Berdoa diulang tiga kali-tiga kali.
15. Menghadap ke arah kiblat.
16. Mengangkat kedua tangan ketika berdoa.
17. Berwudhu sebelum dia berdoa jika memudahkan.
18. Tidak melampaui batas dalam berdoa.
19. Hendaklah dia memulai berdoa untuk dirinya sebelum orang lain
Keadaan mustajabnya do’a
Diantara Waktu-waktu, keadaan-keadaan dan tempat-tempat dikabulkannya Doa.
1. Malam lailatul Qodar
2. Pertengahan malam yang terakhir.
3. Pada akhir sholat-sholat wajib (sebelum salam)
4. Antara adzan dan Iqomah.
5. Setiap waktu malam.
6. Ketika adzan sholat wajib.
7. Ketika turun hujan. .
8. Ketika sengitnya (berkecamuk) peperangan di jalan Allah.
9. Suatu waktu (saat) pada hari Jum’at. Dan menurut pendapat yang kuat adalah di akhir waktu sore (sebelum terbenam matahari), dan bisa jadi ketika khutbah dan sholat jum’at.
10. Ketika minum air zam-zam dan diiringi dengan niat yang benar.
11. Ketika sujud.
12. Ketika dia bangun tidur di malam hari dan berdoa dengan doa dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
13. Ketika dia tidur dalam keadaan suci kemudian bangun di malam hari lalu berdoa.
14. Ketika dia membaca doa :
{لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ}
“Tidak ada sesembahan yang berhak di ibadahi melainkan Engkau ya Allah, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.
15. Doanya orang banyak beberapa saat setelah wafatnya seseorang
16. Berdoa setelah dia memuji Allah dan bershalawat atas nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tasyahud yang terakhir.
17. Ketika berdoa kepada Allah dengan namanya yang Maha Agung yang apabila diseru dengannya Allah akan menjawabnya dan apabila diminta dengannya Dia akan memberi
18. Doa seorang muslim untuk Saudaranya yang muslim tanpa diketahui oleh saudaranya itu.
19. Berdoa pada hari Arofah di Padang Arafah.
20. Berdoa pada bulan Ramadhan.
21. Ketika berkumpulnya kaum muslimin di majelis-majelis dzikir (ilmu).
22. Berdoa ketika tertimpa musibah dengan mengucapkan:
{إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا}
“Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nya kita akan dikembalikan, Ya Allah berilah pahala pada musibahku ini dan gantikanlah buatku yang lebih baik darinya.”
23. Berdoa ketika menghadapkan hatinya kepada Allah dengan penuh keikhlasan.
24. Doa orang yang didzalimi terhadap orang yang mendzaliminya.
25. Doa orangtua untuk anaknya dengan kebaikan atau kejelekan
26. Doa seorang musafir.
27. Doa orang yang berpuasa sampai ia berbuka
28. Doa orang berpuasa ketika ia berbuka.
29. Doa orang yang terdesak (sangat butuh) yaitu kepada Allah.
30. Doa seorang Imam (pemimpin) yang adil.
31. Doa seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.
32. Doa selesai wudhu apabila dia berdoa dengan tuntunan syariat.
33. Berdoa setelah melempar jumrah yang sughra (kecil).
34. Berdoa setelah melempar jumrah yang wustha (tengah).
35. Doa di dalam Ka’bah dan siapa saja yang sholat di dalam (dekat) hijr maka ia tergolong masuk di dalam Ka’bah.
36. Berdoa ketika di Shofa.
37. Berdoa ketika di Marwah
38. Berdoa ketika di Mas’aril Haram.
Seorang mukmin akan selalu berdoa kepada Rabbnya di manapun dia berada, Allah Ta’ala berfirman :
{وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ}
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.[6]
Akan tetapi waktu-waktu, keadaan serta tempat yang telah disebutkan memiliki keistimewaan untuk lebih diperhatikan.
Semoga bermanfaat.
Selesai ditulis di kota Nabi a Al Madinah Al Munawarah, Pada Senin Siang yang penuh berkah, hotel Nozol Al Munwara, 18 Sya’ban 1443/21 Maret 2022
Al Faqir Ila ’Afwi Robbih,
Abu Ghozie As Sundawie
__________________
{1} QS Qhafir : 60
{2} QS Al Baqarah : 186
{3} HR. Abu Dawud 2/78 shahih jaami shaqhir 3/150
{4} HR. Abu Dawud 2/78 shahih At Tirmidzi 3/178
{5} HR. At Tirmidzi, shahih At Tirmidzi 3/140
{6} QS Al Baqarah 186