Oleh : Abu Ghozie As-Sundawie
Disaat orang ramai-ramai ingin mendapatkan popularitas walau dengan cara apapun, seperti dengan cara menghinakan diri jadi artis dan selebritis ikutan kontes dangdut Nasional, Justru Para Salafus Shalih sangat takut kalau mereka menjadi orang terkenal, padahal kalau mereka terkenalpun bukan karena kehinaan nya seperti para artis atau selebritis, akan tetapi mereka terkenal karena keshalihan dan keilmuannya, akan tetapi mereka begitu takut akan yang namanya popularitas, karena khawatir terperosok ke lembah Riya.
Muhammad bin Al-hasan rahimahullah mengatakan, “Aku melihat Abu Abdullah (Imam Ahmad bin Hanbal) apabila beliau berjalan di jalanan tidak suka kalau diikuti oleh siapapun dibelakangnya” (Shifatus Shafwah 2/522)
Murid-murid Imam Hasan Basri rahimahumullah pernah mereka berjalan dibelakangnya lalu Sang Imam menoleh kebelakang seraya mengatakan, saudaraku semoga Allah merahmati kalian sesungguihnya tidak layak kalian melakukan ini” (Az-Zuhud, Imam Ahmad : 347)
Muhammad bin Sirin rahimahullah mengatakan kepada Tsabit rahimahullah : “Wahai Abu Muhammad aku bukannya tidak suka engkau duduk denganku akan tetapi aku khawatir atas ketenaran (bahwa aku dikerumuni orang banyak) (Al-Hilyah 2/271)
Bisyir bin Al-Harits rahimahullah berkata, “ Tidaklah bertaqwa kepada Allah orang yang lebih menyukai ketenaran”, Ia juga berkata, “ Janganlah engkau beramal agar di kenal orang akan tetapi sembunyikanlah amal seperti engkau menyembunyikan keburukanmu” (As-Siyar 10/476)
Oleh karena diantara do’a yang dipanjatkan beliau adalah : “ Ya Allah seandainya ketenaranku didunia hanya untuk membongkar aibku di akhirat, maka hilangkan ketenaran itu dari diriku” (Az-Zuhud, Al-Baihaqi : 147)
Sufyan bin Sa’id bin Masruq Ats-Tsauri rahimahullah berkata, “ Keselamatan itu adalah engkau berada pada saat tidak suka dikenal “ (As-Siyar 7/260)
Sampai-sampai ada orang yang Riya setelah matinya. Bagaimana itu bisa terjadi ? Bisyir bin Al-Harits rahimahullah berkata, “ Terkadang ada orang yang riya setelah matinya, yaitu ia suka kalau mati nanti banyak manusia yang mengantarkan jenazahnya” (As-Siyar 10/437) (Dikutif dari kitab Min Akhbaris Salaf)