KAJIAN TAFSIR AL MU’AWIDZAT (BAG 1)

Oleh : Abu Ghozie As Sundawie

RINGKASAN FAEDAH :

[1] Al-Mu’awidzat yang dimaksud adalah surat Al Ikhlash, Al-falaq dan An Naas.

Al Mu’awidzat artinya perlindungan atau yang melindungi, karena didalam riwayat dari ‘Uqbah bin ‘Amer ia berkata :

بَيْنَا أَنَا أَسِيرُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الْجُحْفَةِ، وَالْأَبْوَاءِ، إِذْ غَشِيَتْنَا رِيحٌ، وَظُلْمَةٌ شَدِيدَةٌ، فَجَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَعَوَّذُ بِأَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، وَأَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ، وَيَقُولُ: «يَا عُقْبَةُ، تَعَوَّذْ بِهِمَا فَمَا تَعَوَّذَ مُتَعَوِّذٌ بِمِثْلِهِمَا»، قَالَ: وَسَمِعْتُهُ يَؤُمُّنَا بِهِمَا فِي الصَّلَاةِ

“Ketika kami sedang dalam perjalanan bersama Rasulullah shalallahu alaihi wasallam antara Juhfah dan Abwa, tiba-tiba kami diliputi angin kencang sekali, gelap yang sangat pekat, maka Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pun berlindung dengan (membaca) Qul audzu birabbil falaq dan Qul a;udzu birabbin naas, lalu beliau bersabda, “Wahai ‘Uqbah berlindunglah dengan kedua (surat) tersebut, karena tidak lah ada orang yang berlindung seperti berlindung dengan kedua (surat tersebut)”, Aku mendengar Beliau shalallahu alaihi wasallam mengimami kami dengan kedua surat tersebut didalam shalat” (HR Abu Dawud : 1463)

Dalam riwayat yang lain Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda kepada Abdullah bin Khubaib yang saat itu juga dalam perjalanan bersama Rasulullah shalallahu alaihi wasallam , kondisi hujan deras, suasana gelap pekat, mencekam :

قُلْ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِي، وَحِينَ تُصْبِحُ، ثَلَاثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ

Bacalah Qulhuwallahu ahad dan Al mu’awidzatain (Al Falaq dan An Naas) 3 kali setiap pagi dan petang , maka itu semua mencukupimu dari (bahaya) segala sesuatu” (HR Abu Dawud : 5082)

[2] Surah Al-Ikhlash itu ada dua , yang pertama surat Qulya Ayyuhal kafirun dan yang kedua surat Qulhuwallahu ahad. Dan diantara yang termasuk surat Al Mu’awidzat (surat perlindunagan) adalah Qulhuwallahu ahad.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Tunggal .

اللَّهُ الصَّمَدُ

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ

Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,

وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ

dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.

[3] Nama nama surat Al Ikhlash sangat banyak, semakin banyak nama semakin menunjukan kepada kemuliaan, diantara nama nama nya adalah :

Surat At Tafrid, At Tajrid , At Tauhid, Al Ikhlash, An najah, Al Wilayah, An Nisbah, Al Ma’rifah, Al Jamal, Al Mu’awidzah, As Shomad, Al Asas, Al Mani’ah, dll (Taisiru Rabbil Bariyah, Syaikh Sa’ad Al Hajri)

[4] Surat Al Ikhlash termasuk Surat Makiyah atau Madaniyah ? dalam masalah ini telah berkata Imam Ibnu Jauzi rahimahullah didalam kitab Zaadul Musir :

وفيها قولان: أحدهما: أنها مكية، قاله ابن مسعود، والحسن، وعطاء، وعكرمة، وجابر. والثاني: مدنية، روي عن ابن عباس، وقتادة، والضحاك.

Dalam masalah ini ada dua pendapat, yang pertama bahwa Surat Al Ikhlash adalah Makiyah, inilah pendapatnya Ibnu Mas’ud, Al Hasan Bashri, ‘Atho bin Abi Rabah, ‘Ikrimah dan Jabir.

Pendapat yang kedua, bahwa surat Al Ikhlash adalah Madaniyah, pendapat ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Qatadah dan Ad Dhahak.

CATATAN :

Makiyyah artinya, Surat-surat Al qur’an yang turun kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam sebelum hijrah, adapun Madaniyyah artinya yang diturunkan setelah Hijrah. Jadi tolak ukurnya bukan tempat tapi periode hijrah.

Seperti misalnya Surat Al Maidah ayat 3 termasuk Madani karena turun setelah Nabi shalallahu alaihi wasallam hijrah ke Madinah, walaupun turunnya ketika Nabi sedang Haji Wada’ di Arafah, sebagaimana riwayat :

عَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ، أَنَّ رَجُلًا، مِنَ اليَهُودِ قَالَ لَهُ: يَا أَمِيرَ المُؤْمِنِينَ، آيَةٌ فِي كِتَابِكُمْ تَقْرَءُونَهَا، لَوْ عَلَيْنَا مَعْشَرَ اليَهُودِ نَزَلَتْ، لاَتَّخَذْنَا ذَلِكَ اليَوْمَ عِيدًا. قَالَ: أَيُّ آيَةٍ؟ قَالَ: {اليَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا} [المائدة: 3] قَالَ عُمَرُ: «قَدْ عَرَفْنَا ذَلِكَ اليَوْمَ، وَالمَكَانَ الَّذِي نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ

Dari Umar bin Al Khattab radhiyallahu anhu, Bahwasanya seseorang dari Yahudi berkata kepadanya, “Wahai Amirul Mukminin, satu ayat didalam kitab kalian (Al-Qur’an) yang kalian baca, seandainya kepada kami kaum yahudi diturunkan, maka akan kami jadikan hari turunnya sebagai hari besar”. Umar berkata, Surat apa itu?” yahudi mengatakan “

اليَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Umar berkata, “Sungguh kami tahu hari dan tempat ayat itu diturunkan,yaitu ayat itu diturunkan kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam disaat beliau sedang berdiri (wuquf) di Arafah pada hari jum’ah” (HR Bukhari : 45)

[5] Sebab turunnya surat Al Ikhlash adalah sebagaimana diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab :

أَنَّ المُشْرِكِينَ قَالُوا لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: انْسُبْ لَنَا رَبَّكَ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ

“Bahwasanya orang orang Musyrikin mengatakan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, “Sebutkan bagaimana sifat Tuhan Mu kepada Kami” , lalu Allah Ta’ala menurunkan “Katakan Muhammad bahwa Dia Allah adalah Tunggal, Dia tempat bergantung semua makhluk-Nya” (HR Tirmidzi : 3368). Wallahu waliyyut Taufiq

Demikian, semoga bermanfaat.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *