INDAHNYA CURAHAN KASIH SAYANG ISLAM UNTUK KAUM WANITA

Oleh : Abu Ghozie As Sundawie

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِي سَفَرٍ وَكَانَ غُلَامٌ يَحْدُو بِهِنَّ يُقَالُ لَهُ أَنْجَشَةُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُوَيْدَكَ يَا أَنْجَشَةُ سَوْقَكَ بِالْقَوَارِيرِ

“Dari Anas radliallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah dalam suatu perjalanan, sementara seorang hamba sahayanya bernama Anjasyah mengawal para wanita, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Pelan-pelanlah wahai Anjasyah, karena kamu tengah mengawal sesuatu yang mudah pecah (para wanita)”. (HR Bukhari Muslim)

وَقَالَ ابْن الْأَثِير: شبه النِّسَاء بِالْقَوَارِيرِ من الزّجاج لِأَنَّهُ يسْرع إِلَيْهَا الْكسر

Ibnu Atsir berkata, “Wanita disamakan dengan botol yang terbuat dari kaca karena ia mudah pecah”

وَقَالَ الرامَهُرْمُزِي: كنى عَن النِّسَاء بِالْقَوَارِيرِ لرقتهن وضعفهن عَن الْحَرَكَة، وَالنِّسَاء يشبهن بِالْقَوَارِيرِ فِي الرقة واللطافة وَضعف البنية، وَقيل: سقهن كسوقك الْقَوَارِير لَو كَانَت مَحْمُولَة على الْإِبِل، وَقيل: شبههن بِالْقَوَارِيرِ لسرعة انقلابهن عَن الرِّضَا وَقلة دوامهن على الْوَفَاء كالقوارير يسْرع إِلَيْهَا الْكسر وَلَا تقبل الْجَبْر

Ramahurmuzi rahimahullah berkata : Kaum wanita dinamakan dengan Botol kaca karena kelembutannya dan kelemahannya dari gerak (aktivitas) dan wanita disamakan dengan botol kaca juga karena kelembutan, kehalusan dan kelemahan bangunan tubuhnya. Ada juga pendapat maksudnya Giring kendaraan mereka seperti kalau membawa botol kaca diatas kendaraan (pelan-pelan jangan sampai jatuh dan pecah) ada juga yang mengartikan maksud disamakan dengan botol kaca karena mudahnya berubah-ubah dari sifat suka (ridha kepada benci) dan tidak teguhnya dalam menepati janji, seperti botol yang mudah pecah dan tidak bisa di sikapi dengan keras” (Umdatul Qari syarah Shahih Al-Bukhari 22/186)

Pelajaran yang bisa kita ambil adalah :

[1] Wanita adalah makhluk Allah yang lemah sehingga Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mewanti-wanti para suami dari berbuat dzalim kepada para istri. Beliau bersabda :

اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّمَا هُنَّ عَوَانٌ عِنْدَكُمْ

Nasihatilah wanita dengan cara yang baik karena mereka itu adalah (ibarat) tahanan disisi kalian (HR Tirmidzi : 1663) Maksudnya mereka tidak berdaya ibarat tahanan yang bisa dilakukan sekehendak kalian.

Beliaupun minta kesaksian kepada Allah bahwasanya beliau telah memperingatkan manusia dari berbuat dzlim kepada para wanita sebagai makhluk yang lemah , Beliau bersabda :

اللَّهُمَّ إِنِّي أُحَرِّجُ حَقَّ الضَّعِيفَيْنِ: الْيَتِيمِ، وَالْمَرْأَةِ

Ya Allah sesungguhnya aku telah menyampaikan atas manusia tentang hak dua makhluk yang lemah yaitu kaum wanita dan anak yatim (HR Ibnu Majah : 3678)

[2] Oleh karena ini pula Rasulullah suka membantu pekerjaan para istrinya di dapur dan didalam rumah tangganya secara umum sebagaimana di ceritakan oleh Ibunda A’isyah radhiyallahu ‘anha ketika ditanya oleh Al-Aswad bin Yazid apa yang dilkukan keseharian Nabi shalallahu ;alaihi wasallam kalau beliau sedang di Rumah, maka beliau menjawab :

كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ فَإِذَا سَمِعَ الْأَذَانَ خَرَجَ

“Beliau ikut membantu pekerjaan para isterinya, lalu kalau mendengar adzan Beliau keluar untuk shalat “ (HR Bukhari : 5363)

[3] Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling baik akhlaknya kepada para isterinya dan beliau menjadikan tolak ukur baik ahklaknya seseorang adalah tergantung akhlaknya seseorang kepada istri dan keluarganya.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, Rasulullah shalallahu ‘alihi wasallam bersabda :

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ، وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada istreinya dan aku adalah manusia yang paling baik kepada isteriku” (HR Ibnu Majah : 1977)

[4] Diantara karakter wanita adalah mudah berubah, mudah pecah yaitu mengikuti perasaannya terkadang ketika mengambil keputusan tidak mengedepankan akal sehatnya. Inilah yang digambarkan oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam kalau wanita itu kurang akalnya.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *