SOAL :
Ustadz Apa hukumnya membaca Aamiin setelah membaca Al Fatihah diluar shalat ? apakah sama juga seperti didalam shalat ? Dari Widi di Cimahi
JAWAB :
Barokallahu fik ukhti Widi semoga senantiasa di rahmati dan di jaga oleh Allah Ta’ala. Tentang hukum membaca Aamiin setelah membaca surat Al Fatihah tidak lepas dari dua kondisi yaitu didalam shalat dan di luar shalat.
[1] Membaca Aamiin setelah membaca Al Fatihah didalam shalat adalah disyari’atkan baik bagi Imam atau Makmum ataupun bagi yang shalat sendiri (munfarid), baik shalat wajib ataupun shalat sunnah. Dalam hal ini Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
إِذَا أَمَّنَ الْإِمَامُ ، فَأَمِّنُوا ، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلَائِكَةِ ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Apabila Imam membaca Aamiin maka Aminkanlah, karena sesungguhnya barangsiapa yang amin nya bersesuaian dengan amin nya para malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang telah lalu” (HR Bukhari : 780, Muslim : 410)
Dalam lafadz yang lain, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
إِذَا قَالَ الْإِمَامُ : ( غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ) ، فَقُولُوا : آمِينَ ، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَائِكَةِ ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Apabila imam membaca ghairil maghdhubi ‘alaihim walazd Dzaalliin, maka katakanlah Aamiin, karena sesungguhnya barangsiapa yang amin nya bersesuaian dengan amin nya para malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang telah lalu” (HR Bukhari : 782)
Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata :
أَنَّ التَّأْمِينَ عِنْدَ فَرَاغِ الْفَاتِحَةِ : سُنَّةٌ لِلْإِمَامِ وَالْمَأْمُومِ ..وَيُسَنُّ أَنْ يَجْهَرَ بِهِ الْإِمَامُ وَالْمَأْمُومُ ، فِيمَا يَجْهَرُ فِيهِ بِالْقِرَاءَةِ ، وَإِخْفَاؤُهَا فِيمَا يُخْفِي فِيهِ وَقَالَ أَبُو حَنِيفَةَ ، وَمَالِكٌ فِي إحْدَى الرِّوَايَتَيْنِ عَنْهُ : يُسَنُّ إخْفَاؤُهَا ؛ لِأَنَّهُ دُعَاءٌ ، فَاسْتُحِبَّ إخْفَاؤُهُ كَالتَّشَهُّدِ
“Sesungguhnya Amiin ketika selesai membaca Al Fatihah adalah sunnah bagi Imam dan Makmum, dan disunnahkan untuk menjaharkan (mengeraskan) bagi Imam dan Makmum dalam shalat yang bacaannya memang dijaharkan, dan di sirkan (tidak dikeraskan) pada shalat yang memang tidak di jaharkan, Sementara Imam Abu hanifah dan Malik berkata dalam alah satu riwayat dari nya, bahwa Amin itu disunahkan di sirkan. Karena ia adalah doa, maka kalau do’a disunnahkan untuk disirkan sebagaimana juga Tasyahhudnya” (Al Mughni 1/291)
[2] Membaca Aamiin setelah membaca Al fatihah diluar shalat. Maka disyari’atkan pula untuk mengucapkan Aamiin diluar shalat,dan hukumnya sunnah.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
يُسْتَحَبُّ لِمَنْ قَرَأَ الْفَاتِحَةَ أَنْ يَقُولَ بَعْدَهَا: آمِينَ … قَالَ أَصْحَابُنَا وَغَيْرُهُمْ: وَيُسْتَحَبُّ ذَلِكَ لِمَنْ هُوَ خَارِجُ الصَّلَاةِ، وَيَتَأَكَّدُ فِي حَقِّ الْمُصَلِّي، وَسَوَاءٌ كَانَ مُنْفَرِدًا أَوْ إِمَامًا أَوْ مَأْمُومًا، وَفِي جَمِيعِ الْأَحْوَالِ
Dianjurkan bagi yang membaca Al fatihah untuk membaca setelahnya dengan Aamiin. Telah menyatakan para ulama kami (syafi’iyyah) dan yang lainnya, dianjurkan (baca al fatihah) diluar shalat, akan tetapi perintah kepada orang yang shalat lebih ditekankan lagi, baik ia sebagai Imam, Makmum atau shalat sendiri, dan dalam segala keadaan” (Tafsir Ibnu Katsir 1/144-145)
Syaikh Abdul Aziz Bin Baaz rahimahullah berkata didalam Fatwanya :
قول آمين بعد الفاتحة ليست من آيات الفاتحة وإنما هي دعاء بمعنى: استجب يا ربنا، فهي سنة وليست واجبة، سنة بعد الفاتحة، يقولها القارئ في الصلاة وغيرها، يقول آمين إذا قرأ الفاتحة، يقولها الإمام، يقولها المأموم، يقولها المنفرد، في الصلاة وخارجها
Ucapan Aamiin setelah Al fatihah, bukanlah bagian dari surat Al Fatihah. Akan tetapi ia adalah do’a yang bermakna “kabulkanlah wahai Rabb Kami”, hukumnya sunnah bukan wajib, sunnah dibaca setelah baca Al Fatihah baik didalam shalat atau di luar shalat. Mengucapkannya setelah membaca Al fatihah, baik Imam, Makmum atau Munfarid (shalat sendiri), baik didalam shalat atau di luar shalat” (Lihat fatwanya disini : http://www.ibnbaz.org.sa/mat/10320)
KESIMPULANNYA :
Membaca Amin setelah membaca Al fatihah disunahkan baik didalam shalat ataupun diluar shalat, dan didalam shalat yang dibaca keras maka amiinnya dikeraskan, dan kalau didalam shalat yang bacaannya pelan maka amin nya pun dipelankan, wallahu a’lam.
Abu Ghozie As-Sundawie