Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie
Tidak terasa Ramadhan sudah semakin mendekati titik akhir, itu artinya Setiap kita harus lebih memacu ritme ibadah , sebagaimana yang di contohkan panutan kita Rasulullah ﷺ.
Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ
“Adalah Rasulullah ﷺ bersungguh-sungguh beribadah pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, tidak seperti bersungguh-sungguh nya pada malam-malam yang lain.”
(HR Muslim).
Beliau ﷺ membangunkan para istrinya dan keluarganya, menghidupkan malam-malam nya untuk beribadah serta mengencangkan kain sarungnya, sebagai ungkapan untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah atau bermakna menjauhi para istrinya dengan tidak mencampurinya, demi fokus ibadah dan bertaqarrub kepada Allah ﷻ di malam yang penuh berkah.
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata :
كَانَ النَّبِىُّ ﷺ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Adalah Nabi ﷺ bila sepuluh malam terakhir telah masuk, mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya”
(HR Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat lain, Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan :
وَلَا أَعْلَمُ نَبِيَّ اللَّهِ ﷺ قَرَأَ الْقُرْآنَ كُلَّهُ فِي لَيْلَةٍ وَلَا قَامَ حَتَّى الصَّبَّاحِ، وَلَا صَامَ شَهْرًا كَامِلًا غَيْرَ رَمَضَانَ
Aku tidak mengetahui Rasulullah ﷺ membaca Al Qur’an semalam suntuk kecuali di bulan Ramadhan, demikian juga aku tidak melihat Rasulullah ﷺ shalat semalam suntuk kecuali dibulan Ramadhan, tidak pula aku melihat beliau puasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan”
(HR An Nasa’i)
Jangan putus asa bagi yang telah menyia-nyiakan ibadah di awal Ramadhan, maka inilah ujung Ramadhan dimana amalan tergantung di penghujungnya.
Orang yang mulia adalah orang yang memuliakan malam-malam lailatul Qadar, dengan mempersiapkan diri memperbanyak amalan ibadah padanya.
Semoga istiqamah.