ETIKA DALAM BERMIMPI

DR Khalid bin ‘Ali Al ‘Anbari hafidzahullah di dalam kitabnya Qamus Tafsiril Ahlam berkata :

الرؤيا ثلاث: رؤيا حسنة صالحة هي بشرى من الله، وجزء من ستة وأربعين جزءًا من النبوة. ورؤيا سيئة مكروهة هي أهاويل من الشيطان؛ ليحزن بِهَا ابن آدم، وليتلعب به في منامه. ورؤيا مما يُحَدِّث المرء نفسه، أو يهم بِه في يقظته، فيراه في منامه. ويدخل فيها ما يعتاده الرائي في اليقظة، كمن عادته أن يأكل في وقت فنام فيه، فرأى أنه يأكل، أو بات طافحًا من أكل وشرب، فرأى أنه يتقيأ. وما عدا ذلك أضغاث أحلام يعني الأحلام المختلطة الملتبسة، ولا يصح تأويلها لاختلاطها وعدم التئامها على أصول التعبير، فلا ينبغي الاشتغال بِهَا.

“Mimpi itu ada 3 macam : Mimpi yang baik, sebagai berita gembira (busyro) dari Allah Ta’ala dan satu bagian dari 46 kenabian (Nubuwah). Lalu mimpi yang buruk, sebagai gangguan Syaithon untuk menyusahkan bani Adam dan mempermainkannya didalam mimpinya. Lalu mimpi karena bisikan jiwa sendiri atau keinginannya di waktu terjaga, lalu dilihatnya di dalam mimpi, termasuk juga kebiasaannya ketika di dalam terjaga . seperti seseorang yang biasanya makan ketika itu, lalu dia tidur dan melhat didalam mimpinya dia makan. Atau seseorang bermalam dalam keadaan kekenyangan lalu dia lihat di dalam mimpinya muntah. Adapun selain daripada itu adalah mimpi mimpi kososng, tidak berarti dan campur aduk. Mimpi seperti itu tidak bisa di takwilkan karena kacau dan tidak ada kaitannya dengan dasar dasar ta’bir (tafsir) mimpi tidak layak untuk tersibukan dengannya”

وإذا كانت الرؤيا حسنة صالحة استُحبَّ لرائيها أربعة أشياء: أن يحمد الله تعالى عليها. أن يستبشر بِهَا. أن يتحدث بِهَا لمن يحب دون من يكره. أن يفسرها تفسيرًا حسنًا صحيحًا؛ لأن الرؤيا تقع على ما تفسر به. وهذا يعني أن على المرء الحالم أن لا يشتغل إلا بتفسير الرؤيا الحسنة الصالحة، لا المكروهة، ولا التي تكون من قبيل الأضغاث، أو مما يُحَدِّث به نفسه.

Mimpi yang baik, disunahkan bagi yang melihatnya untuk menjalankan 4 hal : Memuji Allah Ta’ala karena mendapatkannya, bergembira dengan mimpi tersebut, menceritakannya hanya kepada orang yang di cintai, serta menafsirkannya dengan tafsir yang baik dan tepat karena mimpi itu terjadi sesuai dengan apa yang di tafsirkan. Dan hal ini bagi yang bermimpi agar tidak menyibukan dengan tafsir mimpi kecuali dengan tafsir mimpi yang baik bukan mimpi yang di benci atau mimpi kosong atau hanya bisikan jiwa

فإذا كانت الرؤيا سيئة مكروهة استحب لرائيها سبعة أشياء، إن فعلها لن تضره إن شاء الله -تعالى- وهي: الاستعاذة بالله من شَرِّها. الاستعاذة من الشيطان ثلاثًا. التفل عن اليسار ثلاثًا. التحول عن الجنب الذي كان نائمًا عليه. الصلاة. أن لا يحدِّث بِهَا أحدًا. ولا يفسرها.

Mimpi yang buruk, disunnahkan bagi yang melihatnya untuk melakukan 7 perkara, yang bila di kerjakan maka mimpi itu tidak akan bermudarat baginya, insya Allah, lalu berta’awwudz (berlindung) dari kejelekan mimpi itu, Isti’adzah (minta perlindungan dari syaithan) tiga kali, Meludah ke kiri 3 kali, Mengganti posisi tidur, Menegakan shalat, Tidak menceritakannya kepada siapapun, Tidak menafsirkannya sendiri”

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *