DIANTARA CURAHAN KASIH SAYANG ISLAM UNTUK KAUM HAWA

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِي سَفَرٍ، وَكَانَ غُلاَمٌ يَحْدُو بِهِنَّ يُقَالُ لَهُ أَنْجَشَةُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «رُوَيْدَكَ يَا أَنْجَشَةُ سَوْقَكَ بِالقَوَارِيرِ»

“Dari Anas radliallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah dalam suatu perjalanan, sementara seorang hamba sahayanya bernama Anjasyah mengawal para wanita, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Pelan-pelanlah wahai Anjasyah, karena kamu tengah mengawal sesuatu yang mudah pecah (para wanita)”. (HR Bukhari Muslim)

Ibnu Atsir berkata,

شبه النِّسَاء بِالْقَوَارِيرِ من الزّجاج لِأَنَّهُ يسْرع إِلَيْهَا الْكسر

“Wanita disamakan dengan botol yang terbuat dari kaca karena ia mudah pecah”

Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata seraya menukil perkataan Ramahurmuzi rahimahullah :

كَنَّى عَنِ النِّسَاءِ بِالْقَوَارِيرِ لِرِقَّتِهِنَّ وَضَعْفِهِنَّ عَنِ الْحَرَكَةِ وَالنِّسَاءُ يُشَبَّهْنَ بِالْقَوَارِيرِ فِي الرِّقَّةِ وَاللَّطَافَةِ وَضَعْفِ الْبِنْيَةِ وَقِيلَ الْمَعْنَى سُقْهُنَّ كَسَوْقِكَ الْقَوَارِيرَ لَوْ كَانَتْ مَحْمُولَةً عَلَى الْإِبِلِ

Kaum wanita dinamakan dengan Botol kaca karena kelembutannya dan kelemahan gerak geriknya dan wanita disamakan dengan botol kaca juga karena kelembutan, kehalusan dan kelemahan postur tubuhnya. Ada juga pendapat maksudnya Giring kendaraan mereka seperti kalau membawa botol kaca diatas kendaraan (pelan-pelan jangan sampai jatuh dan pecah)” (Umdatul Qari syarah Shahih Al-Bukhari 22/186, Fathul Bari 10/545)

PELAJARAN :

[1] Wanita adalah makhluk Allah yang lemah sehingga Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mewanti-wanti para suami dari berbuat dzalim kepada para istri. Beliau bersabda :

اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّمَا هُنَّ عَوَانٌ عِنْدَكُمْ

Nasihatilah wanita dengan cara yang baik karena mereka itu adalah (ibarat) tahanan disisi kalian (HR Tirmidzi : 1663) Maksudnya mereka tidak berdaya ibarat tahanan yang bisa dilakukan sekehendak kalian.

Beliaupun minta kesaksian kepada Allah bahwasanya beliau telah memperingatkan manusia dari berbuat dzlim kepada para wanita sebagai makhluk yang lemah , Beliau bersabda :

اللَّهُمَّ إِنِّي أُحَرِّجُ حَقَّا لضَّعِيفَيْنِ : الْيَتِيمِ، وَالْمَرْأَةِ

Ya Allah sesungguhnya aku telah menyampaikan atas manusia tentang hak dua makhluk yang lemah yaitu kaum wanita dan anak yatim (HR Ibnu Majah : 3678)

[2] Oleh karena ini pula Rasulullah suka membantu pekerjaan para istrinya di dapur dan didalam rumah tangganya secara umum sebagaimana di ceritakan oleh Ibunda A’isyah radhiyallahu ‘anha ketika ditanya oleh Al-Aswad bin Yazid apa yang dilkukan keseharian Nabi shalallahu ;alaihi wasallam kalau beliau sedang di Rumah, maka beliau menjawab :

كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ فَإِذَا سَمِعَ الْأَذَانَ خَرَجَ

“Beliau ikut membantu pekerjaan para isterinya, lalu kalau mendengar adzan Beliau keluar untuk shalat ” (HR Bukhari : 5363)

[3] Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling baik akhlaknya kepada para isterinya dan beliau menjadikan tolak ukur baik ahklaknya seseorang adalah tergantung akhlaknya seseorang kepada istri dan keluarganya.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, Rasulullah shalallahu ‘alihi wasallam bersabda :

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ، وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada istreinya dan aku adalah manusia yang paling baik kepada isteriku” (HR Ibnu Majah : 1977)

[4] Diantara karakter wanita adalah mudah berubah, mudah pecah yaitu mengikuti perasaannya terkadang ketika mengambil keputusan tidak mengedepankan akal sehatnya. Inilah yang digambarkan oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam kalau wanita itu kurang akalnya.

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

«يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ، تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الِاسْتِغْفَارَ، فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ» فَقَالَتِ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ جَزْلَةٌ: وَمَا لَنَا يَا رَسُولَ اللهِ أَكْثَرُ أَهْلِ النَّارِ؟ قَالَ: «تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ، وَمَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَغْلَبَ لِذِي لُبٍّ مِنْكُنَّ» قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ وَالدِّينِ؟ قَالَ: ” أَمَّا نُقْصَانُ الْعَقْلِ: فَشَهَادَةُ امْرَأَتَيْنِ تَعْدِلُ شَهَادَةَ رَجُلٍ فَهَذَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ، وَتَمْكُثُ اللَّيَالِيَ مَا تُصَلِّي، وَتُفْطِرُ فِي رَمَضَانَ فَهَذَا نُقْصَانُ الدِّينِ “

“Wahai kaum wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah istighfar! Sesungguhnya aku melihat bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita! Lalu seorang wanita yang cerdas di antara mereka bertanya, “Ya Rasulullah, kenapa kami yang lebih banyak menjadi penghuni neraka?” Beliau menjawab, “Kalian banyak melaknat dan mengingkari kebaikan suami, dan aku tidak melihat orang yang kurang akalnya serta agamanya mengalahkan lelaki yang akalnya lebih bijaksana daripada kalian.” Perempuan itu bertanya lagi, “Ya Rasulullah! Apa yang dimaksud dengan kurangnya akal dan agama?” Beliau menjawab, “Adapun maksud kurangnya akal yaitu, bahwa kesaksian dua orang perempuan sama dengan kesaksian seorang laki-laki, ini menandakan kurangnya akal. Sedangkan kamu tidur dan tidak bangun pada malam hari untuk melakukan shalat (karena haidh) , serta kamu berbuka di bulan Ramadhan (karena haidh) . Semua ini menandakan kurangnya agama” (HR muslim : 79)

[5] Dianjurkan bagi para suami untuk bersabar menghadapi karakter wanita. Karena diantara karakter wanita yang harus dihadapi dengan ekstra sabar oleh para suami adalah cerewet, bawel, rewel dan banyak ngomongnya, sehingga kalau ada masalah dalam rumah tangga sehingga isteri sedang ngomel-ngomel suami lebih baik diam biar dia ngomong sendiri nanti kalau sudah capek akan berhenti sendiri. Ini semua tabi’at wanita yang memang asal penciptaan mereka adalah dari tulang rusuk yang bengkok. Maksudnya nenek moyang mereka yaitu hawa diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dari tulang rusuk nya adam ‘alaihis salam.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda :

«اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ، فَإِنَّ المَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ»

Saling menasehatilah tentang wanita karena wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah atasnya (pangkalnya), jika kamu mencoba untuk meluruskannya (dengan paksa) maka dia akan patah namun bila kamu biarkan maka dia akan tetap bengkok. Untuk itu nasehatilah para wanita”. (HR Bukhari Muslim)

Dalam lafadz lain Beliau bersabda :

الْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا وَإِنْ اسْتَمْتَعْتَبِهَا اسْتَمْتَعْتَبِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ

“Wanita itu bagaikan tulang rusuk, bila kamu memaksa untuk meluruskannya, niscaya kamu akan mematahkannya, dan jika kamu bermesraan dan menurutinya, maka kamu dapat bermesraan namun padanya terdapat kebengkokan.(HR Bukhari Muslim)

Semoga kita di beri kekuatan untuk menunaikan amanat Allah ini membimbing anak dan isteri menuju bahtera harapan Surga yang penuh dengan kenikmatan. Wallahu a’lam.

Abu Ghozie As-Sundawie.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *