ADAB TIDUR – ETIKA DALAM BERMIMPI (Bagian 1)

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

Dr. Khalid bin ‘Ali Al ‘Anbari hafidzahullah di dalam kitabnya Qamus Tafsiril Ahlam berkata :

الرؤيا ثلاث : 1-رؤيا حسنة صالحة هي بشرى من الله، وجزء من ستة وأربعين جزءًا من النبوة.

“Mimpi itu ada 3 macam : Mimpi yang baik, sebagai berita gembira (busyro) dari Allah Ta’ala, dan satu bagian dari 46 kenabian (Nubuwah).

2-ورؤيا سيئة مكروهة هي أهاويل من الشيطان؛ ليحزن بِهَا ابن آدم، وليتلعب به في منامه.

Lalu mimpi yang buruk, sebagai gangguan syetan untuk menyusahkan bani Adam dan mempermainkannya didalam mimpinya.

3-ورؤيا مما يُحَدِّث المرء نفسه، أو يهم بِه في يقظته، فيراه في منامه. ويدخل فيها ما يعتاده الرائي في اليقظة،

Lalu mimpi karena bisikan jiwa sendiri atau keinginannya di waktu terjaga, lalu dilihatnya di dalam mimpi, termasuk juga kebiasaannya ketika di dalam terjaga .

كمن عادته أن يأكل في وقت فنام فيه، فرأى أنه يأكل،

Seperti seseorang yang biasanya makan ketika itu, lalu dia tidur dan melhat didalam mimpinya dia makan.

أو بات طافحًا من أكل وشرب، فرأى أنه يتقيأ. وما عدا ذلك أضغاث أحلام يعني الأحلام المختلطة الملتبسة،

Atau seseorang bermalam dalam keadaan kekenyangan lalu dia lihat di dalam mimpinya muntah. Adapun selain daripada itu adalah mimpi-mimpi kosong, tidak berarti, dan campur aduk.

ولا يصح تأويلها لاختلاطها وعدم التئامها على أصول التعبير، فلا ينبغي الاشتغال بِهَا.

Mimpi seperti itu tidak bisa di takwilkan karena kacau dan tidak ada kaitannya dengan dasar dasar ta’bir (tafsir) mimpi tidak layak untuk tersibukkan dengannya”

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *