ADAB MEMBACA AL QUR’AN – TIDAK BOLEH MENYENTUH MUSHAF KECUALI DALAM KEADAAN SUCI

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

Dasar hukum dari masalah ini  adalah Firman Allah subhanahu wa Ta’ala  : “Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan”. Larangan menyentuh mushaf, kecuali dalam keadaan suci terdapat dengan jelas pada sebuah surat yang ditulis oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk Amer bin Hazm yang di dalamnya berbunyi, “Tidak boleh menyentuh Al Quran, kecuali dalam keadaan suci”

مسألة : هَلْ يَجُوْزُ حَمْلُ الْقُرْآنِ إِذَا كَانَ بِعَلَاقَتِهِ .  أَوْ بَيْنَ قُمَاشِهِ لِلْمُحْدِثِ ؟ الْجَوَابُ : نَعَمْ . يَجُوْزُ حَمْلُ الْقُرْآنِ بِعَلَاقَتِه، لِأَنَّهُ لَيْسَ بِمَسٍّ لَهُ.

Permasalahan : Apakah boleh bagi orang yang berhadats membawa mushaf Al Qur’an dengan Ilaqah” (sarung Al-Quran) atau di kantung bajunya? Jawaban: Ya, boleh membawa Al Quran dengan Ilaqah, karena tu tidak termasuk menyentuh Al Qur’an

قَالَ شَيْخُ الْإِسْلَامِ ابْنُ تَيْمِيَّةَ : وَمَنْ كَانَ مَعَهُ مُصْحَفٌ فَلَهُ أَنْ يَحْمِلَهُ بَيْنَ قُمَاشِهِ وَفِي خَرْجِهِ وَحَمْلِهِ سَوَاءٌ كَانَ ذَلِكَ الْقُمَاشُ لِرَجُلِ أَوْ امْرَأَةٍ أَوْ صَبِيٍّ وَإِنْ كَانَ الْقُمَاشُ فَوْقَهُ أَوْ تَحْتَهُ. وَاَللَّهُ أَعْلَمُ 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Orang yang membawa mushaf, ia boleh membawanya dengan dibungkus kain. Dan hukum mengeluarkan mushaf itu dan membawanya sama, apakah kain itu untuk laki-laki atau perempuan atau anak-anak, sekalipun kain itu di atasnya atau di bawahnya. Wallahu a’lam.“

فَائِدَةٌ : حَمْلُ الْمُصْحَفِ بِالْجَيْبِ جَائِزٌ، وَلَا يَجُوْزُ أَنْ يَدْخُلَ الشَّخْصُ مَكَانَ قَضَاءِ الْحَاجَةِ وَمَعَهُ مُصْحَفٌ بَلْ يَجْعَلُ الْمُصْحَفَ فِيْ مَكَانٍ لَائِقٍ بِهِ

Faedah : Membawa mushaf di saku itu dibolehkan. Akan tetapi seseorang tidak boleh membawa mushaf ke dalam WC atau kamar mandi. Dia harus menempatkan mushafnya di tempat yang layak.

تَعْظِيْماً لِكِتَابِ اللهِ وَاحْتِرَاماً لَهُ، لَكِنْ إِذَا اضْطَرَّ إِلَى الدُّخُوْلِ بِهِ خَوْفاً مِنْ أَنْ يُسْرَقَ إِذَا تَرَكَهُ خَارِجاً جَازَ لَهُ الدُّخُوْلُ بِهِ لِلضَّرُوْرَةِ

Sebagai bentuk mengagungkan Kitabullah dan menghormatinya. Namun jika seseorang terpaksa masuk kamar mandi dengan membawa mushaf karena khawatir mushafnya akan dicuri orang bila diletakkan di luar kamar mandi, maka dia boleh membawanya ke dalam kamar mandi atas alasan darurat.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *