ADAB MASJID – DIANJURKAN MENDAHULUKAN KAKI KANAN KETIKA MASUK KE DALAM MASJID DAN MENDAHULUKAN KAKI KIRI KETIKA KELUAR MASJID

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

يُسْتَحَبُّ لِلدَّاخِلِ إِلَى الْمَسْجِدِ أَنْ يُقَدِّمَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى لِأَنَّ ذَلِكَ هُوَ فِعْلُ الرَّسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلِأَنَّ الْمَسْجِدَ أَشْرَفُ الْأَمَاكِنِ فَنَاسَبَ تَقْدِيْمَ الْيُمَنَى لِشَرَفِهِ.

Barangsiapa yang hendak masuk ke dalam masjid dianjurkan mendahulukan kaki kanannya, karena hal Itu merupakan perbuatan Rasulullah dan karena masjid adalah tempat termulia dari tempat-tempat di muka bumi ini, maka sangat logis jika kita mendahulukan kaki kanan ketika memasukinya.

وَعِنْدَ الْخُرُوْجِ مِنْهُ تُقَدِّمُ الرِّجْلَ الْيُسْرَى لِفِعْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلِأَنَّ الْأَمَاكِنَ غَيْرَ الْمَسْجِدِ دُوْنَهُ فِيْ الشَّرَفِ.

Dan ketika keluar masjid mendahulukan kaki kiri sesuai dengan yang dilakukan Rasulullah dan karena tempat selain masjid posisi kemuliannya dibawah masjid

وَمِنْ عَادَةِ الشَّرْعِ أَنْ جَعَلَ الْيَدَ وَالرِّجْلَ الْيُمْنَى لِمُبَاشَرَةِ الْأَشْيَاءِ الْفَاضِلَةِ الْكَرِيْمَةِ، وَجَعَلَ الشِّمَالَ لِمُبَاشَرَةِ الْأَشْيَاءِ الْوَضِيْعَةِ.

Dan syariat pada umumya menjadikan tangan kanan dan kaki kanan untuk menyentuh apa saja yang utama dan mulia. Dan syariat menjadikan kaki kiri dan tangan kiri untuk sesuatu yang rendah dan hina.

وَالْقَاعِدَةُ الْعَامَةِ فِيْ هَذَا الْبَابِ هُوَ حَدِيْثُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ، فِي تَنَعُّلِهِ، وَتَرَجُّلِهِ، وَطُهُورِهِ، وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ» ([ . رواه البخاري(168) واللفظ له، ومسلم(268)،وأحمد(24106)، والترمذي(608)، والنسائي(421)، وابن ماجة(401)]).

Dan kaidah umum pada masalah ini adalah hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Nabi menyukai segala perkaranya yang kanan ketika beliau memakai sandal, menyisir, bersuci.”

وَفِيْ دُخُوْلِ الْمَسْجِدِ سُنَّةً ذَكَرَهَا أَنَسٌ رَضيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : مِنَ السُّنَّةِ إِذَا دَخَلْتَ الْمَسْجِدَ أَنْ تَبْدَأَ بِرِجْلِكَ الْيُمْنَى، وَإِذَا خَرَجْتَ أَنْ تَبْدَأَ بِرِجْلِكَ الْيُسْرَى ([ . قال الحاكم في مستدركه: صحيح على شرط مسلم (1/338) (791)، ووافقه الذهبي . ]) .

Disebutkan pada hadits Anas bin Malik ia berkata, “Termasuk sunnah, jika kamu masuk masjid, kamu mendahulukan kaki kanan, dan bila kamu keluar masjid, kamu dahulukan kaki kiri.”

وَمِنَ الْمَعْلُوْمِ عَنْ أَهْلِ الْحَدِيْثِ أَنَّ قَوْلَ الصَّحَابِيِّ مِنَ السُّنَّةِ أَنَّ لَهُ حُكْمُ الرَّفْعِ .

Dan sudah diketahui di kalangan ulama hadits, bahwasanya ucapan seorang shahabat adalah termasuk sunnah, dan itu sama dengan hukum marfu’.

وَقَدْ بَوَّبَ الْبُخَارِيُّ عَلَى حَدِيْثِ عَائِشَةَ الْمُتَقَدَّمِ بِقَوْلِهِ : بَابُ التَّيَمُّنِ فِي دُخُولِ المَسْجِدِ وَغَيْرِهِ .

Imam Al-Bukhari membuat sebuah bab khusus mengenai hadits Aisyah di atas, yakni Bab “Mendahulukan yang Kanan ketika Masuk ke dalam Masjid dan Lain-Lain”.

ثُمَّ سَاقَ أَثَرَ ابْنِ عُمَرَ فَقَالَ : وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ: «يَبْدَأُ بِرِجْلِهِ اليُمْنَى فَإِذَا خَرَجَ بَدَأَ بِرِجْلِهِ اليُسْرَى»

Kemudian dia menyebut atsar Ibnu Umar, dengan berkata, “Dan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ketika masuk ke dalam masjid mendahulukan kaki kanan, dan ketika keluar mendahulukan kaki kiri.”

وَمَعْرُوْفٌ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا بِشِدَّةِ مُتَابَعَتِهِ لِسُنَّةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

Dan sudah diketahui tentang Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma beliau sangat mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *