ADAB MAKAN DAN MINUM – DIANJURKAN MAKAN SECARA BERJAMAAH (BERSAMA-SAMA)

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

مِنَ الْآدَابِ النَّبَوِيَّةِ، اسْتِحْبَابُ الْاِجْتِمَاعِ عَلَى الطَّعَامِ، وَأَنَّ اجْتِمَاعَهُمْ سَبَبٌ لِحُلُوْلِ الْبَرَكَةِ فِيْهِ، وَكُلَّمَا زَادَ عَدَدُ الْآكِلِيْنَ زَادَتِ الْبَرَكَةُ،

Di antara adab yang diajarkan oleh Nabi adalah berkumpul untuk makan bersama. Dan kebersamaan ketika makan adalah penyebab datangnya rahmat. Setiap kali bertambah jumlah orang yang makan, keberkahan pun akan bertambah.

فَفِيْ حَدِيْثِ جَابِرِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ :

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah bahwa dia berkata, Saya mendengar Rasulullah bersabda,

طَعَامُ الْوَاحِدِ يَكْفِي الِاثْنَيْنِ، وَطَعَامُ الِاثْنَيْنِ يَكْفِي الْأَرْبَعَةَ، وَطَعَامُ الْأَرْبَعَةِ يَكْفِي الثَّمَانِيَةَ ([ . رواه مسلم(2059)، أحمد(13810)، الترمذي(1820)، ابن ماجه(3254)، الدارمي(2044)]) .

“Makanan satu orang cukup untuk dua orang, dan makanan dua orang cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang cukup untuk delapan orang.”

قَالَ ابْنُ حَجَرٍ : وَعِنْد الطَّبَرَانِيّ مِنْ حَدِيث اِبْن عُمَر مَا يُرْشِد إِلَى الْعِلَّة فِي ذَلِكَ

Ibnu Hajar berkata, “Dan menurut hadits yang diriwayatkan Thabrani, yaitu hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, di sana dijelaskan alasannya, awalnya adalah

وَأَوَّله كُلُوا جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا فَإِنَّ طَعَام الْوَاحِد يَكْفِي الِاثْنَيْنِ ….الْحَدِيث

Makanlah kalian secara berjamaah, dan jangan berpencar. Karena makanan satu orang, cukup untuk dua orang. (Al-Hadits)

فَيُؤْخَذ مِنْهُ أَنَّ الْكِفَايَة تَنْشَأ عَنْ بَرَكَة الِاجْتِمَاع وَأَنَّ الْجَمْع كُلَّمَا كَثُرَ اِزْدَادَتْ الْبَرَكَة ([ . فتح الباري (9/446)]) .

Diambil dari hadits ini bahwasanya cukup itu timbul karena berjamaah dan setiap yang berjamaah setiap kali bertambah jumlahnya bertambah pula keberkahannya,”

وَعَنْ وَحْشِيِّ بْنِ حَرْبٍ عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، أَنَّ أَصْحَابَ النَّبِيِّ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَأْكُلُ وَلَا نَشْبَعُ،

Dan dari Wahsyi bin Harb, dari ayahnya, dari kakeknya, “Bahwasanya para sahabat Nabi bertanya, Wahai Rasulullah, kami makan, tetapi kami tidak merasakan kenyang”.

قَالَ: «فَلَعَلَّكُمْ تَفْتَرِقُونَ؟» قَالُوا: نَعَمْ، قَالَ : «فَاجْتَمِعُوا عَلَى طَعَامِكُمْ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ يُبَارَكْ لَكُمْ فِيهِ» ([ . رواه أبو داود(3764) وصححه الألباني. وأحمد(15648)، وابن ماجه(3286)]) .

Rasulullah menjawab, “Mungkin kalian berpencar (tidak makan bersama).” Para sahabat menjawab, “Benar, wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda “Oleh karena itu, berkumpullah ketika makan, dan sebutlah nama Allah atasnya, niscaya Allah akan memberikan keberkahan kepada kalian”.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *