ADAB MAKAN DAN MINUM – ANJURAN MEMAKAN MAKANAN SETELAH PANASNYA HILANG

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ: أَنَّهَا كَانَتْ إِذَا ثَرَدَتْ ([ . أي صنعت ثريداً .]) غَطَّتْهُ شَيْئًا حَتَّى يَذْهَبَ فَوْرُهُ، ثُمَّ تَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّهُ أَعْظَمُ لِلْبَرَكَةِ» ([ . رواه الدارمي (2047) وأدخله الألباني في سلسلته الصحيحة برقم(392)، وأحمد(26418) ]) .

Dari Asma bintu Abi Bakar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa dia jika membuat bubur, dia menutupinya dengan sesuatu hingga panasnya hilang. Kemudian berkata, “Sesungguhnya saya mendengar Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya hal itu lebih besar berkahnya”.

وَقَالَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ-رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- : «لَا يُؤْكَلُ طَعَامٌ حَتَّى يَذْهَبَ بُخَارُهُ» وَرُوِيَ عَنْ أَبِي ذَرٍّ مَعْنَاهُ ([ . قال الألباني في إرواء الغليل(1978) : صحيح : أخرجه البيهقي (7/2580)]) .

Abu Hurairah berkata, “Janganlah memakan makanan hingga asap makanan itu hilang.”

وَلَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْكُلُ طَعَاماً فِيْ وَقْتِ شِدَّةِ حَرَارَاتِهِ، قَالَهُ ابْنُ الْقَيِّمِ ([ . زاد المعاد(4/223)]) .

Dan Nabi tidak memakan makanan ketika makanan itu masih sangat panas, hal ini dikatakan oleh Ibnul Qayyim.

وَأَقْرَبُ الْمَعَانِيْ لِلْبَرَكَةِ هُنَا هُوَ مَا يَحْصُلُ بِهِ التَّغْذِيَةُ وَتَسْلَمُ عَاقِبَتُهُ مِنْ أَذًى وَيُقَوِّي عَلَى طَاعَةِ اللَّهِ تَعَالَى وَغَيْرُ ذلك، قَالَهُ النَّوَوِيُّ ([ . شرح مسلم . المجلد السابع (13/172)]) .

Makna yang paling dekat untuk berkah disini adalah apa yang dihasilkan dari makanan itu dan selamat pada kesudahannya dari segala penyakit, serta menguatkan diri untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah Ta’ala dan lain-lain. Ini dikatakan oleh Imam An Nawawi.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *