ADAB DAN AMALAN SERTA HAL-HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN KETIKA MENEMPATI RUMAH BARU

Penulis Abu Ghozie As Sundawie.

Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Rumah adalah satu dari nikmat Allah Ta’ala yang wajib kita syukuri.

Betapa susahnya hidup kita bila harus mempertahankan hidup tanpa rumah yang menaungi kita, Allah berfirman :

وَاللّهُ جَعَلَ لَكُمْ مّن بُيُوتِكُمْ سَكَناً….

“Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal.” (1)

Ibnu Katsir mengomentari ayat tersebut dengan menyatakan bahwa Rumah adalah bagian dari kesempurnaan nikmat yang Allah berikan pada manusia, sebagai tempat mendapatkan ketentraman, beristirahat, dan berlindung.

Orang yang telah mendapat karunia rumah, dapat merasa tentram, aman dari berbagai gangguan, baik dari cuaca atau lainnya.

Rumah sebagai tempat menyimpan dan menikmati hasil karya dan jerih payahnya.

Oleh karenanya ada beberapa Adab yang harus di perhatikan ketika menempati rumah baru agar rumah dapat memberikan manfaat.

1️⃣ Bersyukur kepada Allah atas nikmat ini

Allah berfirman :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Ingatlah ketika Tuhanmu mengumumkan “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” [2]

Imam As-Sa’di menjelaskan, inti syukur ada 3 :

Pertama :

Mengakui bahwa nikmat itu dari Allah, dan bukan semata hasil karyanya.

Kedua :

Memuji Allah atas nikmat yang telah Dia anugerahkan.

Ketiga :

Menggunakan nikmat itu untuk kegiatan yang Allah ridhai, dan bukan untuk sesuatu yang terlarang.

Kebalikan dari hal itu adalah kufur nikmat yang hukumnya terlarang. [3]

2️⃣ Syukuran rumah baru

Sebagai bentuk menyempurnakan rasa syukur itu, kita di anjurkan untuk mengadakan walimah, mengundang orang lain untuk makan-makan.

Walimah ini sering di istilahkan dengan Al-Wakirah.

Sebagian ulama sangat menganjurkan hal ini, diantaranya Al-Imam As-Syafii. Beliau mengatakan tentang Al-Wakirah:

ومنها الوكيرة، ولا أرخص في تركها

“Diantara bentuk walimah adalah Al-Wakirah.

Saya tidak memberi kelonggoran untuk meninggalkannya.”[4]

3️⃣ Masuklah rumah baru dengan mambaca:

مَا شَاء اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

MASYAA-ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH

Bacaan ini terdapat dalam firman Allah di surat Al-Kahfi,

وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاء اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ إِن تُرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنكَ مَالاً وَوَلَداً

“Mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan.” [5]

Ketika membahas ayat ini, Ibnul Qayim mengatakan:

فينبغي لمن دخل بستانه أو داره أو رأى في ماله وأهله ما يعجبه ، أن يبادر إلى هذه الكلمة، فإنه لا يرى فيه سوءا

“Selayaknya bagi orang yang memasuki kebunnya, atau rumahnya, atau terheran terhadap harta dan keluarganya, hendaknya dia segera membaca kalimat ini. Karena dia tidak akan melihat sesuatu yang buruk terhadap nikmat itu.” [6]

Kemudian Ibnul Qayim membawakan riwayat dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا أَنعَمَ اللهُ عَلَى عَبدٍ نِعمَةً فِي أَهلٍ وَمَالٍ وَوَلَدٍ فَقَالَ : (مَا شَاءَ اللهُ لَا قُوَّةَ إِلا بِاللهِ)، فَيَرَى فِيهَا آفَةً دُونَ المَوتِ

Jika Allah memberi kepada seorang hamba nikmat kebaikan terhadap keluarga, harta, atau anak, kemudian dia membaca: “masyaa-allah, laa quwwata illaa billaah” maka dia tidak akan melihat adanya cacat dalam nikmat selain kematian. [7]

4️⃣ Kami tidak menjumpai adanya doa khusus atau bacaan khusus ketika memasuki rumah baru.

Hanya saja Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk banyak beramal ketika di rumah, namun sifatnya umum berlaku untuk semua rumah, tidak hanya rumah baru.

Berikut diantaranya,

A. Rajin baca Al quran dan ibadah apapun di dalam rumah.

Terutama membaca surat Al-Baqarah.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لا تجعلوا بيوتكم مقابر، إن الشيطان ينفر من البيت الذي تقرأ فيه سورة البقرة

“Jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya.” [8]

Dalam hadis ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam men-kontras-kan antara rumah dengan kuburan.

Beliau memerintahkan agar rumah kita tidak dijadikan seperti kuburan.

Salah satu sifat yang mencolok dari kuburan adalah kuburan bukan tempat ibadah.

Agar rumah kita tidak seperti kuburan yang bisa jadi banyak setan pengganggu, gunakan rumah kita untuk ibadah.

Hadis ini sekaligus menuntut para penghuni rumah yang belum bisa membaca Alquran agar segera dan serius dalam belajar Alquran.

Untuk menjadikan rumah Anda sebagai taman bacaan Al quran, tidak mungkin setiap hari Anda harus mengundang orang lain untuk membaca Al quran di rumah kita.

Dalam hadis yang lain, dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اجْعَلُوا فِي بُيُوتِكُمْ مِنْ صَلاَتِكُمْ وَلاَ تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا

“Jadikanlah bagian shalat kalian di rumah kalian. Jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan.”[9]

Maksud shalat di sini adalah shalat sunah yang dikerjakan sendiri dan tidak berjamaah.

Sebagaimana dinyatakan dalam hadis:

إِنَّ أَفْضَلَ صَلاَةِ المَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا الصَّلاَةَ المَكْتُوبَةَ

Sesungguhnya shalat seseorang yang paling utama adalah shalat yang dikerjakan di rumahnya, kecuali shalat wajib.” [10]

B. Mebaca doa ketika masuk rumah

Hal kecil yang mungkin perlu di biasakan adalah memulai segala yang penting dengan doa atau dzikir.

Salah satunya, ketika kita masuk rumah. Meskipun kelihatanya remeh, namun hasilnya luar biasa.

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يُذْكَرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ

“Apabila ada orang yang masuk rumah, kemudian dia mengingat Allah ketika masuk, dan ketika makan, maka setan akan mengatakan (kepada temannya): ‘Tidak ada tempat menginap dan tidak ada makan malam.’
Tapi apabila dia tidak mengingat Allah (bismillah dan jangan lupa ucapkan salam) ketika masuk, maka setan mengatakan: ‘Kalian mendapatkan tempat menginap’.” [11]

C. Membaca basmalah ketika menutup pintu

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan banyak saran agar kita tidak terganggu setan.

Salah satunya:

وَأَغْلِقُوا الأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا

“Tutuplah pintu, dan sebutlah nama Allah. Karena setan tidak akan membuka pintu yang tertutup (yang disebut nama Allah).” [12]

D. Berdoa ketika keluar rumah

Satu doa ketika keluar rumah. Ringkas, mudah dihafal, tapi khasiatnya besar:

بسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

BISMILLAHI TAWAKKALTU ‘ALALLAAH, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH

Dengan nama Allah aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.

Dalam hadis dinyatakan, siapa yang keluar rumah kemudian dia membaca doa di atas, maka disampaikan kepadanya:

• Kamu diberi petunjuk
• Kamu dicukupi
• Kamu dilindungi.

Maka setan kemudian berteriak:

كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ

“Bagaimana kalian bisa mengganggu orang yang sudah diberi hidayah, dicukupi, dan dilindungi.” [13]

Di samping amalan dan dzikir di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada umatnya untuk melakukan sikap tertentu agar rumahnya dimasuki malaikat dan di hindari oleh setan.

Diantara bentuk penjagaan rumah agar tidak di masuki setan adalah :

1. Menjauhkan rumah Anda dari gambar makhluk bernyawa.

Siapa sangka, ternyata gambar makhluk bernyawa bisa membuat jin dan setan nakal itu semakin betah di rumah kita.

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَنَّ المَلاَئِكَةَ لاَ تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ صُورَةٌ

“Sesungguhnya malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada gambar.” [14]

Ketika malaikat penebar rahmat tidak memasuki rumah kita, di saat itulah makhluk lain, yang juga tidak kelihatan, akan menggantikan posisi mereka.

• Foto keluarga
• Gambar binatang
•Dan semisalnya yang bisa membuat rumah Anda makin indah bagi setan.

2. Menjauhkan rumah Anda dari musik

Banyak orang tidak sadar, ternyata suara ini berbahaya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya “mizmarus syaithan” (musik setan).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan salah satunya adalah lonceng.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ  فِي الْجَرَسِ مِزْمَارُ الشَّيْطَانِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang lonceng: musik setan.[15]

°》Di kesempatan yang sama, malaikat penebar rahmat menghindari rumah yang dipenuhi dengan musik.

Dari Ummu Salamah radhiallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَا تَصْحَبُ رُفْقَةً فِيهَا جَرَسٌ

“Sesungguhnya malaikat tidak akan menyertai rombongan yang di sana ada loncengnya.” [16]

Kita telah memahami, terjadi sikap kontradiktif antara malaikat penebar rahmat dengan setan pembangkang.

Ketika salah satunya menghindar, di saat itulah yang satunya menggantikan.

Jadikan rumah Anda seperti taman-taman malaikat penebar rahmat, bukan tempat peristirahatan yang nyaman bagi setan.

Demikian hal-hal yang perlu kita perhatikan ketika memasuki rumah baru.
Semoga bermanfaat.

____

Referensi

1. QS An Nahl : 80

2. QS Ibrahim : 7

3. Tafsir As Sa’di 422

4. Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah 8/207

5. QS Al Kahfi : 39

6. Al- Wabilus Shayyib hal 165

7. HR. Thabrani dalam Al Ausath 6/126 di shahihkan Ibnul Qoyyim dalam Syifa Al Alil 1/182 dan di dhaifkan dalam Al Dhaifah

8. HR. Muslim 780, At Tirmidzi 2877

9. HR. Bukhari 432, Muslim 777 dan yang lainnya

10. HR. Bukhari 7290 dan yang lainnya

11. HR. Muslim 2018, Abu Dawud 3765 dan yang lainnya.

12. HR. Bukhari 3304, Muslim 2012 dan yang lainnya.

13. HR. Abu Dawud 5095, Tirmidzi 3426, dan di shahihkan Al Albani

14. HR. Bukhari 3224, An Nasai 5348 dan yang lainnya.

15. HR. Abu Dawud 2556

16. HR. Thabrani dalam Al Mu’jam Al Kabir 1001.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *